Siapa Yang Bayar Abdul Hadi Djamal?



Jika melihat tuduhan yang disampaikan oleh Abdul Hadi Djamal terhadap Rama Pratama apalagi menyebut nama PKS di depan wartawan jelas ini sebuah kampanye negatif bagi PKS. KPK harus berusaha mengungkap benar tidaknya keterlibatan rama sebelum pemilu 9 April karena ini jelas akan merugikan PKS dan Rama Pratama selaku caleg.

Pernyataan itu jelas tedensius jika memang dana stimulus itu dibahas dalam mekanisme dewan. Kenapa tidak disebut dari Golkar yang jelas-jelas anggota di komisi V jumlahnya paling banyak? Atau supaya kelihatan ramai-ramai dan bukan PAN saja yang terlibat maka nama-nama itu dikeluarkan.

Hal ini terjadi karena hukuman terhadap pencemaran nama baik tidak berat, padahal yang dibunuh adalah karakter seseorang, dan dalam kasus Rama Pratama yang dibunuh juga karakter partai sebersih dan sebesar PKS. PKS menurut penilaian saya adalah investasi berharga bagi bangsa ini, tetapi kemunculannya dan perkembangannya selalu tidak diinginkan oleh mereka yang masih ingin menikmati gelimang korupsi.

Pertanyaannya siapa yang membayar Abdul Hadi Djamal? Logikanya sederhana untuk menjelaskan bahwa pernyataan Abdul Hadi Djamal itu memiliki nilai ekonomis. Pertama Abdul Hadi jelas akan sulit lolos dari jeratan hukum artinya dia akan dipenjara dalam kurun waktu tertentu.

Jika melihat kasus korupsi yang melibatkan anggota dewan yang lain maka minimal 4 tahun penjara (Bulyan royan (PBR) divonis 6 tahun penjara). Dalam waktu ini jelas ekonomi keluarga harus terjamin maka perlu ada cost pengganti.


Kedua dalam posisi mendekati hari pelaksanaan pemilu banyak pihak yang tidak ingin PKS menjadi besar. PKS menjadi partai menengah saja movenya sangat menetukan siapa yang ingin terpilih menjadi presiden, apalagi kalau dia tumbuh menjadi partai besar.

Menurut pandangan saya PAN harus mengantisipasi perpindahan suara konstituennya setelah Abdul Hadi Djamal tertangkap KPK. Suara PAN kemungkinan akan lari ke PKS atau PMB, makanya PKS harus didemarketing. Sebut nama dulu toh proses hukumnya lama, jadi rakyat tahunya PKS terlibat meskipun nanti tidak terbukti tetapi waktunya sudah melewati pemilu.

Dari dua logika sederhana itu kira-kira kita bisa menebak siapa di belakang Abdul Hadi Djamal dan kenapa pernyataan itu keluar. Lalu apa yang harus dilakukan Rama Pratama dan PKS.

Meraka harus memberikan penjelasan kepada masyarakat dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat Indonesia secara umum. Jika saya menyaksikan klarifikasi Rama dan PKS masih menggunakan bahasa yang hanya dimengerti oleh masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi. Untuk masyarakat bawah saya kira akan kurang paham dengan istilah-istilah seperti stimulus fiscal dan hak budget. Penggunaan ilustrasi sederhana perlu digunakan untuk penjelasan ke masyarakat bawah.

Semoga kasus ini bisa cepat jelas terkuak, dan kita akan menyaksikan siapa yang menfitnah dan difitnah.

Divi Lisa, divi_cu@yahoo.com

Tulisan ini diambil dari: http://inilah.com/berita/citizen-journalism/2009/03/20/92200/siapa-yang-bayar-abdul-hadi-djamal/

[Read More...]


Apa Sih Hebatnya PKS?



PKS lagi…PKS lagi. Mungkin itulah penilaian sebagian masyarakat terkait pemberitaan di media setahun terakhir ini. Bagaimana tidak, media tidak pernah luput memberitakan partai yang berlambang setangkai padi emas yang diapit oleh bulan sabit ini.

Sepanjang tahun 2009 saja, hampir apa saja yang mengenai PKS, dapat dipastikan menjadi berita besar. Tengok saja materi iklan serial kepahlawanannya. Dengan hanya menayangkan tiga hari di stasiun televisi tertentu, namun hasilnya publik ‘menggosipkan’ selama lebih dari setengah bulan. Itu artinya PKS mendapat keuntungan lebih dari 500 persen.

Materi iklan Satu Bendera yang tampil dalam format kliping media dan iklan akronim PKS dalam berbagai versi pun mendulang perhatian publik yang sama besar. Belum lagi kasus yang menimpa Zul Hamdi. Hanya karena ‘tertangkap tangan’ sedang pijat di tempat legal, langsung diisukan berhubungan badan.

‘Nyanyian’ Abdul Hadi Djamal yang meneyertakan Rama Pratama dalam kasus stimulus pembangunan infrastruktur Indonesia timur, tanpa “ba-bi’bu’ tiba-tiba nongkrong di head line salah satu media nasional. Teranyar, gaya kampanye partai bernomor delapan yang mencaplok identitas warna parpol tertentu langsung dicap kegenitan dan melanggar AD/ART partai.

Lantas, apa sih hebatnya PKS? Bukankah partai berideologi Islam semacam PPP dan PBB memiliki iklan. Namun kenapa mereka tidak pernah dibicarakan? Partai berhaluan nasionalis, sebangsa PAN dan Partai Gerindra juga menyangkan iklan. Bahkan tiga partai besar yang diclaim LSI, PD, PDIP dan Partai Golkar juga melakukan hal yang serupa (iklan). Namun kenapa gaungnya tak seawet ‘made in’ PKS? Kalah cerdaskan mereka?

Banyak kader partai yang jelas terseret kasus korupsi dan tindakan amoral. Namun kenyataaannya tidak ada satupun kader PKS yang terpelosok perkara di atas. Mungin karena ‘bersihnya’, sehingga ‘baru’ pijatan dan dituduh terlibat korupsi langsung menjadi berita besar

Sebegitu hebat, cerdas dan profesionalkah PKS, sehingga senantiasa mendapat perhatian? Atau mungkin ada pihak yang bersekongkol ingin membonsai PKS, dengan mengatakan, PKS memang indah, namun jangan sampai menjadi besar. Wallahua’lam

Ibnu Syakir, iibnusy@gmail.com

Tulisan ini diambil dari : http://inilah.com/berita/citizen-journalism/2009/03/21/92397/apa-sih-hebatnya-pks/

[Read More...]


Beda SBY dan JK



SERIUS atau tidak? Itu adalah pertanyaan utama menanggapi pernyataan Muhammad Jusuf Kalla (JK) yang siap menjadi calon presiden (capres) beberapa pekan silam. Nyaris menjalari segala lapisan masyarakat, pertanyaan itu bahkan diucapkan berkali-kali.

Masuk akal. Mengapa? Pertama; bukan sekadar menanggapi sergapan pertanyaan para wartawan, sikap itu disampaikan dalam sebuah konferensi pers. Lebih terencana. Dan, jauh dari kalimat panjang, tersamar dan berkelok, sikap itu disampaikan secara lugas. Sebuah pembalikan yang mengejutkan.

Kedua; bersama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pasangan SBY-JK tetap teratas jika dipertandingkan dengan sejumlah kombinasi pasangan lain, dalam simulasi sejumlah jajak pendapat.

Hanya di kota dan kelompok terdidik prestasi mereka dipertanyakan. Bagi lapisan bawah piramida pemilih, program-program jangka pendek mereka dirasakan.


Ketiga; JK yang menonjolkan kegesitan, serasi bersanding dengan SBY yang mengagungkan kehati-hatian. Ibarat chief operating officer (COO) dalam sebuah perusahaan, JK yang taktis, amat trampil meratakan sejumlah masalah dalam day-to-day politics.

Sementara SBY ibarat seorang chief executive officer (CEO) yang memberi koridor strategis dan menjaga bobot kenegaraannya.

Tidak perlu heran jika selesai JK membereskan sejumlah masalah krusial, SBY hadir di panggung untuk 'meresmikannya'. Coba kita ingat rangkaian fakta setelah masalah Aceh dan Poso mendapatkan sentuhan JK.

Bukan hanya itu, JK bahkan bisa mengomandani 'pasukan pemerintah' dalam menghadapi sejumlah serangan serta berbagai ganjalan politik di parlemen. Pasukan intinya pun fraksi Partai Golkar (PG) yang ia pimpin.

Keempat; tak kurang JK sendiri yang secara konsisten tetap 'menjaga kelasnya' sekadar jadi wapres/cawapres saja. Sebuah sikap yang realistis dan logis saat dihadapkan dengan populasi pemilih di Jawa yang amat besar.

Tentu mengejutkan saat JK memilih jalan berpisah, dengan intonasi politik yang menggelegar pula. Pertanyaannya, bagaimana masa depan JK dan SBY setelah tidak bersama?

Apakah sikap keras JK hanya kemarahan akibat pernyataan Ahmad Mubarok tidak santun dan ceroboh? Ataukah ini akumulasi dari 'ketegangan dalam rumah tangga' politik pasangan itu?

Pertama; relasi JK dan SBY berhulu pada gaya kepemimpinan dan pilihan kebijakan yang mereka yakini. Jika JK memilih jurus-jurus cepat untuk menyingkat penyelesaian soal-soal menimbun. SBY justru menempuh langkah-langkah panjang, menebalkan beragam pertimbangan serta mengukur harmoni.

Gaya ini secara taktis dan jangka pendek dapat bersisian, namun secara strategis dan jangka panjang bisa bertubrukan. Mudah diingat gradasi penurunan kehangatan hubungan keduanya menyusut perlahan mulai saat pelantikan hingga masa menjalankan pemerintahan.

Kedua; relasi JK dan SBY bukan semata hubungan dua aktor politik. Keduanya telah menjelma menjadi sebuah bangunan politik yang kompleks; walau dengan karakter berbeda.

JK memimpin Partai Golkar yang, seperti ia ucapkan, ibarat sebuah perusahaan terbuka dengan shareholders tersebar; tak ada yang memiliki saham amat mayoritas. Tugas pemimpinnya semata mengelola berbagai pendapat, pikiran, bahkan perasaan dan kemarahan para pemegang saham yang tersebar itu (baca: Dewan Pimpinan Daerah partai tersebut).

SBY, sebaliknya. Walau Partai Demokrat (PD) secara formal berideologi terbuka, lebih ibarat perusahaan yang belum sepenuhnya listed company. Ibarat perusahaan keluarga; ada pemegang saham mayoritas/dominan.

Jika SBY selaku chairman harus mengendalikan PD yang kemampuan personalianya terbatas dan struktur 'kepemilikan' tak merata; ibarat saat Lee Iacocca dulu membopong Chrysler bertempur dalam medan persaingan ketat.

Sementara JK harus memamerkan ketangkasannya mengelola PG; ibarat Akio Toyoda mengelola Toyota yang telah memimpin pasar, memiliki personalia kuat namun dengan struktur kepemilikan yang (lebih/telah) tersebar.

Penulis adalah Anggota Dewan Perwakilan Daerah RI dan pendiri SIGI Indonesia [L1]

tulisan ini diambil dari : http://inilah.com/berita/celah/2009/03/08/89123/beda-sby-dan-jk/

[Read More...]


JK Selisih Jalan dengan SBY



INILAH.COM, Makassar - Wapres JK dan Presiden SBY memang sudah ditakdirkan selisih jalan. Saat JK yang merupakan Ketua Umum Partai Golkar meninggalkan Makassar, Sulsel, giliran SBY yang merupakan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat tiba di wilayah basis Golkar ini.

JK pada Sabtu (21/3) siang menggelar rapat akbar bersama ribuan kader Golkar di Lapangan Karebosi, Makassar. Menjelang sore hari, JK bertolak ke Palembang, Sumsel melakukan kegiatan yang sama. Nah, SBY tiba di Makassar pada pukul 17.00 Wita.

SBY sebelumnya menggelar kampanye di Denpasar, Bali. Sedangkan di Makassar, SBY akan berkampanye di stadion Andi Mattalata pada Minggu 22 Maret.

Menurut Sekertaris Badan Pemenangan Pemilu DPD Partai Demokrat Sulsel Ikrar kepada INILAH.COM, rencananya kampanye Partai Demokrat di Makassar akan digelar mulai pukul 08.00 Wita. Kampanye akan menghadirkan jurkam-jurkam nasional.

Selain SBY, juga akan turut hadir memberikan orasi politik Ketua Umum PD Hadi Utomo, Ketua DPP PD Anas Urbaningrum, Alfian Mallarangeng, A Reza Ali, dan Muh Jafar Hafsah. "Turut hadir para menteri dan anggota DPR dari Partai Demokrat," urai Ikrar.

Para kader dan simpatisan PD, tutur dia, akan hadir dari seluruh kabupaten/kota. Ditargetkan jumlah yang hadir seratusan orang untuk membirukan stadion yang berkapasitas 25 ribu orang ini. Acara akan diselingi dengan hiburan yang diisi oleh artis-artis ibukota. Antara lain grup band Ungu, Andra and The Backbone, Changcuter, Cici Paramida, danDewi Yull.

Ditambahkan Ikrar, seluruh kader dan simpatisan PD diwajibkan datang dengan kendaraan roda empat. Hal ini dilakukan untuk menghidari kemacetan di jalan raya. "Kalau bisa mereka menggunakan kendaraan roda empat, khususnya yang dari luar daerah, seperti Pinrang, Barru, Sidrap, dan Parepare," imbaunya. [sss]

Tulisan ini diambil dari : http://inilah.com/berita/politik/2009/03/21/92494/jk-selisih-jalan-dengan-sby/
[Read More...]


Hidayat Siap Jadi Capres PKS



INILAH.COM, Bengkulu - Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menyatakan siap maju sebagai calon presiden dari PKS, jika memang dikehendaki konstituen partainya.

"Saya akan tunduk dengan keputusan partai. Kalau memang nanti partai memutuskan untuk memajukan saya sebagai capres, maka akan saya terima keputusan itu," kata Hidayat ketika ditemui usai berorasi pada kampanye rapat umum PKS di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, Sabtu (21/3).

Sejak kedatangannya ke lokasi kampanye di Lapangan Satya Negara, massa yang berjumlah sekitar 2.000-an terus memanggil Hidayat sebagai capres dari PKS. Menurut dia, aspirasi dari kader dan simpatisan PKS di Provinsi Bengkulu yang menginginkannya maju sebagai capres harus dihargai.

Sebagai salah seorang kader PKS, tambah Hidayat, dirinya tidak bisa untuk menolaknya. "Itu aspirasi masyarakat Bengkulu, saya tidak bisa menolaknya. Namun masalah dicalonkan atau tidak saya sebagai capres, sepenuhnya akan diserahkan pada keputusan partai," katanya.


Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS Provinsi Bengkulu, Lukman, secara terbuka menyebutkan Hidayat Nur Wahid yang juga Ketua MPR-RI itu sebagai Capres. "Pak Hidayat Nur Wahid ini merupakan capres dari PKS, dan kita harus mendukungnnya," kata Lukman.

Untuk menjadikan Hidayat Nur Wahid sebagai capres, lanjut dia, maka semua kader dan simpatisan PKS harus berkerja keras agar partai tersebut bisa mendapatkan perolehan suara secara maksimal.

"Minimal kita harus meraih suara 20 persen pada Pemilu 2009, sehingga PKS bisa mencalonkan Pak Nur Wahid sebagai capres, dan kemudian kita perjuangkan agar terpilih," katanya.

Kampanye tersebut dihadiri tokoh dan pengurus PKS, di antaranya Wakil Gubernur Bengkulu HM Syamlan yang merupakan sesepuh PKS, calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Sutarman, calon anggota DPR RI daerah pemilihan Bengkulu Syahfan Badri yang juga Koordinator Wilayah (Korwil) PKS Sumbagsel. [*/P1]

[Read More...]


Terkuaknya Israel Sebagai Dalang Serangan 11 September



Media berita Amerika membeberkan keterlibatan Israel sebagai dalang serangan tersebut. American Free Press, sebagaimana dikutip oleh Press TV, menyatakan bahwa Ziad Al Jarrah, salah satu tersangka yang dicurigai dalam aksi terorisme tersebut, diketahui merupakan salah satu agen Israel, Mossad.

Penemuan lainnya oleh New York Times, juga membeberkan bahwa saudara Ziad, Ali Al Jarrah, yang memiliki kewarganegaraan Lebanon, juga dicurigai bergabung dalam badan mata-mata Israel selama 20 tahun terakhir.

"Penemuan lainnya mengenai tragedi 11 September tersebut, juga mendapati bahwa sepupu Jarrah terlibat langsung sebagai satu dari 19 pembajak kapal yang menabrakkannya ke menara kembar WTC dan Pentagon," tambah New York Times.

Penemuan ini memicu spekulasi bahwa, pihak agen Israel memang sengaja mendapatkan anggota dari kelompok muslim Arab, untuk menutupi rencana jahatnya tersebut.

Sebelumnya, Perdana Menteri Italia Francesco Cossiga juga pernah menyampaikan pendapatnya bahwa tindak terorisme 11 September tersebut di dalangi oleh CIA dan Mossad.

"Badan intelijen Amerika dan Eropa sebenarnya telah mengetahui bahwa otak di balik tragedi 9/11 tersebut adalah CIA dan Mossad, dan keduanya lalu mempengaruhi negara-negara lain dengan menuding bangsa Arab sebagai pelakunya," kata Cossiga, sebagaimana dikutip oleh media Corriere della Serra.

Cossige menegaskan pendapatnya dengan argumen dari laporan bahwa dua jam sebelum tragedi 9/11 tersebut terjadi, para karyawan perusahaan telekomunikasi Israel, Odigo, yang berjarak blok dari WTC, diperintahkan untuk segera meninggalkan gedung perusahaan tersebut. Temuan ini bukan kali pertama. Sebab, sebulan peristiwa ini terjadi sudah pernah ditemukan bukti adanya sekitar 4000 orang-orang Yahudi yang telah menerima pengumuman akan adanya peledakan di gedung WTC.[muslimdaily.net/syf/hidayatullah]

Tulisan ini diambil dari: http://www.muslimdaily.net/2009/03/11/Terkuaknya+Israel+Sebagai+Dalang+Serangan+11+September.html

[Read More...]


Popular Posts

Popular Posts Widget
 

Categories

Recent Comments

Stay Connected

http://www.text-link-ads.com/xml_blogger.php?inventory_key=L6TKZHMZ15BNNYYQULG7&feed;=2

About Me

My Photo
aryantoabidin
Welcome to my blog. Aryanto Abidin. That is my original name, while cyber name for this blog. I just ordinary people who are learning to read and understand the existence and I think about indonesiaan.
View my complete profile

Popular Posts

Return to top of page Copyright © 2010 | Platinum Theme Converted into Blogger Template by HackTutors