Ah, Cinta!



Cinta benar-benar telah menyusahkanku*. Ia merangsek masuk ke segenap penjuru jiwaku, lalu membabi buta mempermainkan harmoni keindahan dalam hatiku. Aku tak sanggup didera harmoni yang teramat indah: harmoni cinta.

Ada bongkahan rindu ketika jeda denganmu. Aku tak kuasa didera rasa rindu. Rindu yang merasuk hatiku. Rindu ini telah menyeret jiwaku. Ia telah membuyarkan konsentrasiku. Hanya kesunyian tempatku menepi. Aku seperti insan yang baru mengenal cinta. Cinta benar-benar membuatku ekstase, cinta membuatku egois, cinta membuatku….Ah! semua serba antilogika, melampaui batas nalar.

Nyaliku runtuh tatkala dekat denganmu. Mulutku kaku, lidahku beku ketika ingin berterus terang kepadamu tentang perasaan yang mendera jiwaku. Siapakah gerangan dirimu yang terlampau tangguh mencairkan bongkahan hatiku yang telah lama membeku. Aku tak pernah membiarkan hatiku terusik oleh siapapun. Bahkan aku selalu melindingi hatiku agar tak rapuh. Tapi kali ini, ada yang beda. Kehangatanmu telah mencairkan semuanya. Aku tak pernah merasa seperti ini sebelumnya.

Ada perasaan lain ketika dekat denganmu. Ada keindahan tersendiri yang tak dapat diwakilkan dengan kata-kata. Tapi pada saat yang bersamaan pulanyaliku runtuh, jantungku berdegup kencang, nalarku tersumbat tak bisa berterus terang tentang rasa yang merasaiku. Tapi aku selalu punya alasan kuat untuk membentengi nyaliku yang runtuh, ciut karenamu. Ini kulakukan agar engkau juga mengeja perasaanku.

Ah! Cinta. Ia telah benar-benar membuatku menjadi siapapun dan apapun yang aku inginkan. Bahkan ketika aku menuliskan keresahan ini, aku merasa bahwa akulah pujangga terhebat abad ini. Aku merasa seperti sedang merayu seorang bidadari cantik untuk tinggal bersamaku di bumi, meninggalkan kenikmatan surga.

Tapi percayalah! Ini bukan rayuan gombal. Aku bukan Casanova yang pandai merayu wanita. Bahkan aku tak sedikitpun peduli: Apakah engkau juga memiliki rasa yang sama denganku? Entahlah! Mungkin suatu hari nanti waktu akan menuntunku untuk membuka tabir cintaku kepadamu. Biarkan aku berpolemik dengan jiwaku. Ah! semuanya terasa nikmat.

Terima atas inspirasinya. Terima kasih atas segalanya.

*Laskar pelangi hal 280


Responses

4 Respones to "Ah, Cinta!"

Anonymous said...

He...he...
Suara hati sang pujangga nie.
^_^


11/10/08, 9:16 PM
Anonymous said...

Lebih tepatnya keresahan Bos! Sy bukan pujangga, tapi mencoba ingin spt pujangga. yah, minimal menyerempet ke situ lah.


Thanks ya
tlah berkunjung


11/12/08, 10:29 PM
Anonymous said...

Seandainya fdu meninggal kan jejak, mungkin kita bisa berdialetika lebih intens. Sayangnya fdu ga punya nyali, bahkan untuk meninggalkan jejaknya sendiri. Tapi thanks atas komennya


Aryanto


11/12/08, 10:32 PM
akhwat_88 said...

boleh!!!K'anto...belajar jadi pujangga,ga' ada yang larang ji!!!good luck


12/23/08, 5:02 PM

Post a Comment

Popular Posts

Popular Posts Widget
 

Categories

Recent Comments

Stay Connected

http://www.text-link-ads.com/xml_blogger.php?inventory_key=L6TKZHMZ15BNNYYQULG7&feed;=2

About Me

My Photo
aryantoabidin
Welcome to my blog. Aryanto Abidin. That is my original name, while cyber name for this blog. I just ordinary people who are learning to read and understand the existence and I think about indonesiaan.
View my complete profile

Popular Posts

Return to top of page Copyright © 2010 | Platinum Theme Converted into Blogger Template by HackTutors