Unhas, Makin 'Hot' dengan Hot Spot
Asyiknya main internet gratis di Unhas. Lho kok bisa? iya dong Unhas kan sekarang dah pake sistem wireless, dia dah tanam kabel serat optik di area Unhas. So, kamu bisa akses internet gratis, itu kalo kamu punya laptop. Bagaimana kalo kamu ga punya Laptop? Tenang aja, PC (Personal Computer) juga bisa. Tapi yang ini butuh pengorbanan (dari pada kamu beli laptop jutaan rupiah). kalo kamu punya PC, kamu tinggal beli alat penangkap jaringan semacam wireless nya gitu loch!. Kalo Laptopkan dah komplit sama penangkap jaringan internetnya. Kalo kamu punya PC, tinggal beli alat penangkap jaringan internet merek D-link. Setelah, itu kamu bisa koneksikan ke PC mu. Alatnya simpel kok, ukurannya mirip-mirip Flash Disk kok. harganya cuma 300 ribu rupiah kok. (o ya, hanya yang berdomisili dalam kampus unhas, yang berdomisili di luar kampus, saya belum bisa buktikan sendiri). OK deh selamat mencoba.

Previous Article

Responses
10 Respones to "Unhas, makin 'Hot' dengan Hot Spot"
selamat2
ngomong2, masih kuliah yah?
6/25/07, 6:33 PM
udah hot spot, harusnya rajin apdet dong, kan internet gratis...
7/6/07, 8:35 PM
lama tidak berkunjung ke list blogrollku...
kaifal hal... mas anto??
...
setuju mbak is... harusnya makin rajin apdet hehehe ;)
7/12/07, 8:28 PM
very very good blog, congratulations !!
thank you
7/23/07, 12:41 AM
Khaifahal Akhi ...
baru punya hotspot ya ? .. wah hebat dong... kalo kampus ane udah tahun kemarin di implementasikan hotspotnya.. hehehe ..
8/13/07, 1:43 PM
Dosen di Unhas Malas Mengajar
(19 Sep 2007, 123 x )
Hasil Temuan Inspektorat Depdiknas
MAKASSAR -- Sejumlah persoalan yang membelit kampus Unhas harus segera dibenahi. Salah satu di antaranya, yakni masih banyaknya dosen yang malas mengajar. Indikatornya, persentase kehadiran mengajar belum mencapai 80 persen sesuai sistem kredit semester (SKS) yang berlaku. Temuan ini disampaikan Inspektur Wilayah IV Inspektorat Depdiknas Jauhari Sembiring usai Temu Akhir Internal Audit Inspektorat di ruang senat Unhas, Selasa 18 September. Tim ini memang melakukan internal audit terhadap bidang akademik, keuangan dan sumberdaya manusia (SDM) di Unhas, beberapa hari lalu.
Selain kehadiran dosen, Inspektorat juga menemukan sistem penilaian yang belum diterapkan dengan baik, minimnya sarana dan prasarana serta belum tertibnya administrasi dan pengelolaan keuangan di sejumlah fakultas.
Minimnya kehadiran dosen ini, kata Jauhari,
sangat berpengaruh terhadap penilaian mahasiswa. Akibatnya, banyak mahasiswa mendapat nilai D dan E. "Di beberapa fakultas banyak nilai E dan D. Saya tidak usah sebutkan. Padahal kalau tatap mukanya sering, ujian dilakukan, sistem penilaian benar-benar diterapkan dengan baik, maka mahasiswa tidak akan dapat nilai E dan D. Tapi, sebaliknya jika kehadiran mahasiswa juga kurang dari 80 persen, tidak usah diikutkan ujian," tandas Jauhari.
Dia mengakui, di beberapa perguruan tinggi, termasuk Unhas ada permintaan mahasiswa agar perguruan tinggi mengendorkan standar akademik. Padahal, persaingan makin ketat. Untuk itu pihaknya meminta agar Unhas tetap mengacu pada standar akademik dan tidak mengendorkan aturan mengingat kampus merah salah satu universitas acuan di KTI.
Bukan hanya itu, Inspektorat juga melihat Fakultas Kesehatan Gigi (FKG) sarat masalah. Di antaranya kuota yang berlebihan, sedangkan sarana dan prasarana seperti ruang praktikum dan laboratorium tidak memadai. "Kuota mahasiswa baru yang diberikan dari Jakarta untuk FKG berlebihan sehingga mereka juga kewalahan menampung. Apalagi, sarana dan prasarana tidak seimbang dengan jumlah mahasiswa," ungkap Jauhari.
Misalnya saja, kapasitas laboratorium untuk 20-30 mahasiswa tapi yang ikut praktikum mencapai 50 orang. Akibatnya, praktikum jadi semacam simulasi. Namun, hal itu tidak ditemukan inspektorat di fakultas lain. Untuk itu, dia mengingatkan Pembantu Rektor Bidang Akademik Prof Dadang Ahmad untuk segera membenahi persoalan akademik di Unhas, termasuk soal sistem penilaian dan kehadiran dosen yang minim.
Dari temuan bidang keuangan, Jauhari bersama rekannya Guntur Umar Sutrisno menemukan masih banyaknya dana yang menumpuk di fakultas-fakultas, khususnya honorarium kegiatan pegawai, dosen, dan mahasiswa yang belum dibagikan. Di antaranya dana sebesar Rp10 juta lebih dari Fakultas Hukum, dana Rp4,2 juta lebih untuk tiga kegiatan di Fakultas Sastra.
"Masih banyak fakultas yang menyimpan uang di brankas melebihi Rp10 juta. Padahal, sesuai aturan Menkeu, uang sebesar itu tidak boleh disimpan. Harus dikembalikan. Tapi ini banyak honor pegawai yang numpuk. Secara umum, administrasi dan pengelolaan keuangan di beberapa fakultas belum dilakukan dengan tertib. Untuk itu saya meminta agar Pembantu Dekan II membayarkan," tandas Jauhari.
Kendala lain soal anggaran adalah PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) yang mestinya diprediksi dan diterima Unhas sebesar Rp104 miliar tapi yang dimasukkan ke DIPA pusat hanya Rp59 miliar. Akibatnya, banyak kegiatan yang sudah direncanakan tidak sesuai penganggaran.
"Masalah ini tidak hanya terjadi di Unhas tapi juga universitas lain. Padahal susunan program kan berdasarkan prediksi PNBP. Tapi kami tidak menemukan penyimpangan keuangan," tandas Jauhari usai pertemuan. (nin) sumber : Fajar
9/20/07, 5:05 AM
wadoow... makmur nih :)
10/4/07, 5:23 AM
www.ressay.co.nr
www.hmibecak.co.nr
www.musadiqmarhaban.wordpress.com
www.muhsinlabib.wordpress.com
www.islammuhammadi.com
www.jalal-center.com
11/27/07, 3:30 AM
yeee...udah lama kali. makanya jalan2 ke teknik
12/31/07, 10:02 PM
Anonymous(He/she) say to me: yeee...udah lama kali. makanya jalan2 ke teknik
To Anonymous:
Saya menulis tentang Unhas bukan Teknik. Teknik tidak mewakili Unhas. Iya memang udah lama,itupun masih lambat loading. Harus tunggu malam dulu baru cepat konek. Makanya banyak Antek yang nginap di Lab. Tapi Sy bisa tiap hari 24 jam OL di PKM, itu karena sistem wireless walaupun butuh krestivitas sedikit.
Bisa dibayangkan kalo semua mahasiswa unhas jalan2 ke Fak Teknik hanya untuk internetan, itupun kalo beruntung. Bayangkan kalo semuanya internetan di teknik harus berdesakan untuk untuk memperebutkan jaringan di server. Akibatnya fatal, jadi lambat loading (LALO). Masih mending kalo kapasitasnya yang disediakan besar.
Sekarang wireless udah ada di tiap fakultas. Itulah keuntungan kalo kita memahami dan menguasai teknologi. Dengan Teknologi, setidaknya bisa memperpendek jarak (tidak perlu ke teknik) artinya kita tidak membuang energi hanya untuk ke Teknik dan Waktu jadi lebih efisien. Kayaknya kamu harus sedikit belajar tentang filosofi teknologi. Atau setidaknya baca buku filsafat ilmu (sorry Boss...! sedkit menggurui, Anggap saja angin lalu)
1/1/08, 9:23 AM
Post a Comment