Luka itu Milik Siapa?



Ada tanya mulai memburu: mengapa harus ada luka?
Tapi kenapa tidak kau tanyakan: darimana luka itu?
Sudikah kita melihat kuntum-kuntum iman
yang sedang layu di taman-taman dakwah
Sekedar mengokohkannya untuk tetap teguh
Lalu menuai kuntum-kuntum yang baru

Kawan!
Sepertinya, ada yang mencuri ukhuwah kita pagi ini
Saat doa Rabitha lupa mengoyak sunyi
Sebagai kado iman untuk saudara-saudara kita
Hingga malam menyembunyikan siang
Sampai waktu akan terus menjaga mereka

Kawan!
Mengapa ada tanya: mengapa harus ada luka?
Mengapa tanya itu harus memecah telinga?
Tidakah kau tanya: untuk apa tanya itu?
Sepertinya tanya itu hanya menorehkan memar di jiwaku
Membuat luka yang teramat lebar di hatiku
Aku hanya berharap, semoga waktu menyembuhkan lukaku

Aku masih saja disiksa pertanyan
Dan engkaupun harus ungkapkan tanya: luka itu milik siapa?
Ah, sepertinya tanya ini hanya miliku saja
Mungkin juga rasa ini rasaku jua


Kamar kontempelasi, rumah sejuta ide, Wesabbe D 17
Kamis, 3 Agustus 2006 Jam 8 pagi


Saat matahari pagi menyemburkan sinar keagungannya,
menebar rezki kepada siapa saja. Saat waktu mulai luruh.
Saat sekertariat ini mulai disesasaki dengan rapat,
walau sesekali membuyarkan kontempelasiku.
Saat nalarku masih menyimpan tanya itu.
Saat jiwaku masih saja resah dengan tanya itu.
Maka akupun memilih menuntaskan resahku dengan
bait (puisi) picisan ini. Untuk itulah puisi ini tercipta.



Responses

2 Respones to "Luka itu Milik Siapa?"

Chaerani said...

waaah, aku suka sekali dengan puisinya.
Aku kok sedih banget, aku merasa yang terluka itu adalah Junjunan kita, Nabi Besar kekasih Allah, Muhammad SAW, meliat bagaimana umat yang dicintainya sekarang ini dalam keadaan yang sangat memprihatinkan.
Itulah yang beliau resahkan didalam sakaratul mautnya, ummati...ummati...


8/22/06, 10:24 AM
aryantoabidin said...

Waalaikumussalam. wr wb. pertama-tama thanks ya tlah berkunjung ke blog ane. ane paling ga tega liat perempuan yang biasa2 aja. paling gemes liat perempuan yang cuma mau "dieksploitasi" atau hanya jadi "obat nyamuk", hanya jadi pemanis saat rapat. Ane bahagia lihat perempuan yang kritis dan cerdas n paling ga tahan kalo lihat perempuan yg terlalu pendiam. Tapi ane yakin, akwat tuh cerdas2, hanya saja tingkat kecerdasan itu yang berbeda2. Jempol untuk perempuan yang cerdas.


9/17/06, 2:11 AM

Post a Comment

Popular Posts

Popular Posts Widget
 

Categories

Recent Comments

Stay Connected

http://www.text-link-ads.com/xml_blogger.php?inventory_key=L6TKZHMZ15BNNYYQULG7&feed;=2

About Me

My Photo
aryantoabidin
Welcome to my blog. Aryanto Abidin. That is my original name, while cyber name for this blog. I just ordinary people who are learning to read and understand the existence and I think about indonesiaan.
View my complete profile

Popular Posts

Return to top of page Copyright © 2010 | Platinum Theme Converted into Blogger Template by HackTutors