Sujud Bintang-Bintang



Pekat
Tak ada temaram malam ini
Sekedar mengusir gelap di lubuk jiwaku
Menghapus mendung yang sedang mencumbui ruang di hatiku
Hanya rintihan jangkrik turut meramaikan simphoni malam pekat

Pekat malam ini
Tak ada penanda masa depan
Seolah Membahasakan kepadaku
Tak ada masa depan di negeri ini

Pekat malam ini
Hanya bintang-bintang mencoba merayu
Memberi pijar pada lubuk jiwaku yang gelap
Menepis keresahan
Memberi jawaban atas keraguan pada kemahaan-Nya

Malamku berujung
Sebelum waktu merampas waktuku
Aku ingin bersaksi
Tentang sujudnya bintang-bintang
Kepada sang pemilik waktu

Malamku usai
Ada asa baru mulai menyesak di ufuk sana
Pertanda bintang-bintang tak lagi bintang
Aku ingin mejemput asa itu
Bermujahadah untuk kokoh di jalan-Nya
Seperti kokohnya karang
Tatkala ombak mebelainya dengan ganas
Bintang-bintang tak lagi bintang
Bintang-bintang kembali membintang
Tatkala senja mulai layu
Lalu pekat membawanya kembali membintang.


Mega Buana, Saat Senja mulai layu ku tumpahkan semua di sini
-2 hari menjelang Kongres Kema Unhas (18 Juli 2006)

[Read More...]


Rasa itu



Ada yang harus ditangisi
Ada rasa mulai hilang
Saat jiwa tak lagi mencumbui Rabb-Nya
Saat lidah tak lagi keluh bertasbih menyebut nama-Nya
Saat lupa menyesaki tiap desah nafas
Saat Kesombongan mulai liar
Saat dunia begitu melenakan
Semuanya menjadi kering
Linear dengan hatiku yang sedang kemarau
Oh..., mengapa rasa itu harus merasaiku?
Tatkala aku sedang mendendangkan senandung mujahid muda

Pengecut!
Lirih itu membuncah dari ruang hatiku
Seperti sunami
Melumat Seisi jiwaku
Meluluhlantahkan keegoan
Yang sedang berdiri mengangkang
Di atas jiwa yang tandus
Untuk tersadar seketika
Membuatku ingin muntah
Memuntahkan penat yang selama ini mencumbui jiwaku

Rasa itu
Seperti sepoi yang membelai nyiur
Perlahan membunuhku
Melawan adalah keabadian
Takluk adalah penghianatan
Penghianatan atas penghambaan
Takluk adalah pengecut
Batinku berbisik lirih
Tak ada tempat bagi pengecut
Karena negeri ini tidak dibangun dari jiwa yang pengecut
Saatnya bangkit anak muda


Kontempelasi hari ketiga Kongres Mahasiswa Unhas
Wisma Depsos Banti murung jam 8 pagi di


Terlalu banyak untuk dikhianati. Tak ada tempat bagi pengecut,
tak ada tempat bagi penghianat. Tak boleh ada kata mundur,
karena mundur adalah sebuah pengingkaran.
Mengingkari realitas kehambaan.
Kehambaan yang dipersaksikan saat di alam rahim.
Sekali lagi, Saatnya Bangkit Anak Muda (SABAM)

[Read More...]


Makna Wudhu (Silahkan diCopy Paste dengan mencantumkan nama penulisnya)



Ditulis Oleh: M. Luqman Hakim
dikirim oleh Rosalina


Wudlu' kita sehari-hari, ternyata tidak sekadar
membasuh muka, tangan, kepala, telinga maupun kaki.
Wudlu' diposisikan sebagai amaliah yang benar-benar
menghantar kita semua, untuk hidup dan bangkit dari
kegelapan jiwa. Dalam Wudlu'lah segala masalah dunia
hingga akhirat disucikan, diselesaikan dan
dibangkitkan kembali menjadi hamba-hamba yang siap
menghadap kepada Allah SWT.

Bahkan dari titik-titik gerakan dan posisi yang
dibasuh air, ada titik-titik sentral kehambaan yang
luar biasa. Itulah, mengapa para Sufi senantiasa
memiliki Wudlu' secara abadi, menjaganya dalam kondisi
dan situasi apa pun, ketika mereka batal Wudlu,
langsung mengambil Wudlu seketika.
Mari kita buka jendela hati kita. Disana ada ayat
Allah, khusus mengenai Wudlu.

"Wahai orang-orang yang beriman, apabila engkau hendak
mendirikan sholat, maka basuhlah wajahmu dan kedua
tanganmu sampai siku-siku, dan usaplah pada kepalamu
dan kaki-kakimu sampai kedua mata kaki…"
Manusia yang mengaku beriman, apabila hendak bangkit
menuju Allah ia harus berwudlu' jiwanya. Ia bangkit
dari kealpaan demi kealpaan, bangkit dari kegelapan
demi kegelapan, bangkit dari lorong-lorong sempit
duniawi dan mimpi di tidur panjang hawa nafsunya.

Ia harus bangkit dan hadlir di hadapan Allah, memasuki
"Sholat" hakikat dalam munajat demi munajat, sampai ia
berhadapan dan menghadap Allah.

Sebelum membasuh muka, kita mencuci tangan-tangan kita
sembari bermunajat:
Ya Allah, kami mohon anugerah dan barokah, dan kami
berlindung kepadaMu dari keburukan dan kehancuran.

Lalu kita masukkan air untuk kumur-kumur di mulut
kita. Mulut kita adalah alat dari mulut hati kita.
Mulut kita banyak kotoran kata-kata, banyak
ucapan-ucapan berbusakan hawa nafsu dan syahwat kita,
lalu mulut kita adalah mulut syetan.

Mulut kita lebih banyak menjadi lobang besar bagi
lorong-lorong yang beronggakan semesta duniawi. Yang
keluar dan masuknya hanyalah hembusan panasnya nafsu
dan dinginnya hati yang membeku.
Betapa banyak dalil-dalil Al-Qur'an dan Hadits, betapa
berlimpah ruahnya fatwa amar ma'ruf nahi mungkar,
tetapi karena keluar dari mulut yang kotor, hanyalah
berbau anyir dalam sengak hidung jiwa kita. Karena
yang mendorong amar ma'ruf nahi mungkarnya bukan
Alllah, tetapi hasrat hawa nafsunya, lalu ketika
keluar dari jendela bibirnya, kata-kata indah hanyalah
bau anyir najis dalam hatinya.

Sesungguhnya mulut-mulut itu sudah membisu, karena
yang berkata adalah hawa nafsu. Ayo, kita masuki air
Ilahiyah agar kita berkumur setiap waktu.
Bermunajatlah ketika anda berkumur:
Oh, Tuhan, masukkanlah padaku tempat masuk yang benar,
dan keluarkanlah diriku di tempat keluar yang benar,
dan jadikanlah diriku dari DiriMu, bahwa Engkau adalah
Kuasa Yang Menolongku.

Oh Tuhan, tolonglah daku untuk selalu membaca KitabMu
dan dzikir yang sebanyak-banyaknya, dan tetapkanlah
aku dengan ucapan yang tegas di dunia maupun di
akhirat.

Baru kemudian kita masukkan air suci yang menyucikan
itu, pada hidung kita. Hidung yang suka mencium aroma
wewangian syahwat dunia, lalu jauh dari aroma syurga.
Hidung yang menafaskan ciuman mesra, tetapi
tersirnakan dari kemesraan ciuman hakiki di
SinggasanaNya.
Oh, Tuhan, aromakan wewangian syurgaMu dan Engkau
melimpahkan ridloMu…

Semburkan air itu dari hidungmu, sembari munajatkan
Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari aroma busuknya
neraka, dan bau busuknya dunia.

Selanjutnya:
"Basuhlah wajah-wajahmu…"

Dengan menyucikan hatimu dengan air pengetahuan yang
manfaat yang suci dan menyucikan, baik itu bersifat
pengetahuan syariat, maupun pengetahuan hakikat, serta
pengetahuan yang bisa menghapus seluruh
penghalang-penghalang, hijab, antara dirinya dan
Allah.
Faktanya setiap hari kita Wudlu' membasuh muka kita,
tetapi wajah-wajah kita tidak hadir menghadap Allah,
tidak "Fa ainamaa tuwalluu fatsamma wajhullah…"
(kemana pun engkau menghadap, wajah hatimu menghadap
arah Allah).
Kenapa wajah dunia, wajah makhluk, wajah-wajah
kepentingan nafsu kita, wajah-wajah semesta, wajah
dunia dan akhirat, masih terus menghalangi tatapmuka
hati anda kepada Allah Ta'ala? Ini semua karena
kebatilan demi kebatilan, baik kebatilan dibalik wajah
batil maupun kebatilan dengan selimut wajah kebenaran,
telah membatalkan wudlu jiwa kita, dan sama sekali
tidak kita sucikan dengan air pengetahuan
ma'rifatullah dan pengetahuan yang menyelamatkan dunia
akhirat kita.

Hijab-hijab yang menutupi wajah jiwa kita untuk
melihat Allah, sudah terlalu tua untuk menjadi topeng
hidup kita. Kita bertopeng kebusukan, bertopeng
rekayasa, bertopeng kedudukan dan ambisi kita,
bertopeng fasilitas duniawi kita, bertopeng hawa nafsu
kita sendiri, bahkan bertopeng ilmu pengetahuan kita
serta imajinasi-imajinasi kita atau jubah-jubah agama
sekali pun.
Lalu wajah kita bopeng, wajah ummat kita penuh dengan
cakar-cakar nafsu kita, torehan-torehan noda kita,
flek-flek hitam nafsu kita, dan alangkah bangganya
kita dengan wajah-wajah kita yang dijadikan landskap
syetan, yang begitu bebas menarikan tangan-tangannya
untuk melukis hati kita dengan tinta hitam yang
dipanggang di atas jahanam.
Karena wajah kita lebih senang berpaling, berselingkuh
dengan dunia, berpesta dalam mabuk syetan, bergincu
dunia, berparas dengan olesan-olesan kesemuan hidup,
lalu memakai cadar-cadar hitam kegelapan semesta
kemakhlukan.

Banyak orang yang mata kepalanya terbuka, tetapi
matahatinya tertutup. Banyak orang yang mata kepalanya
tertutup, matahatinya terbuka. Banyak orang yang
matahatinya terbuka tetapi bertabur debu-debu
kemunafikan duniawinya. Banyak orang yang sudah tidak
lagi membuka matahatinya, dan ia kehilangan Cahaya
Ilahi, lalu menikmati kepejaman matahatinya dalam
kegelapan, yang menyangka ia dalam kebenaran dan
kenikmatan.

Oh, Allah, bersihkan wajahkku dengan cahayaMu,
sebagaimana di hari Engkau putihkan wajah-wajah
KekasihMu. Ya Allah janganlah Engkau hitamkan wajahku
dengan kegelapanMu, di hari, dimana Engkau gelapkan
wajah-wajah musuhMu.

Tuhan, sibakkan cadar hitamku dari tirai yang
membugkus hatiku untuk memandangMu, sebagaimana Engkau
buka cadar para KekasihMu…

"Dan basuhlah kedua tanganmu sampai kedua
siku-sikumu…"

Lalu kita basuh kedua tangan kita yang sering
menggapai hasrat nafsu syahwat kita, berkiprah di
lembah kotor dan najis jiwa kita, sampai pada tahap
siku-siku hakikat kita dan manfaat agung yang ada di
sana.
Tangan kita telah mencuri hati kita, lalu ruang jiwa
kita kehilangan khazanah hakikat Cahaya hati. Tangan
nafsu kita telah mengkorupsi amanah-amanah Ilahi dalam
jiwa, lalu kita mendapatkan pundi-pundi duniawi penuh
kealpaan dan kemunafikan.

Tangan-tangan kita telah merampas makanan-makanan
kefakiran kita, kebutuhan hati kita, memaksa dan
memperkosa hati kita untuk dijadikan tunggangan liar
nafsu kita. Tangan-tangan kita telah memukul dan
menampar wajah hati yang menghadap Allah, menuding
muka-muka jiwa yang menghadap Allah, merobek-robek
pakaian pengantin yang bermahkotakan riasan indah para
Sufi.

Maka basuhlah tanganmu dengan air kecintaan, dengan
beningnya cermin ma'rifat, dari mata air dari bengawan
syurga.
Basuhlah tangan kananmu, sembari munajat:
Oh, Allah..berikanlah Kitabku melalui tangan kananku,
dan hitanglah amalku dengan hitungan yang
seringan-ringannya.

Basuhlah tangan kririmu dengan munajat:
Oh, Allah, aku berlindung kepadaMu, dari pemberian
kitabku dari tangan kiriku atau dari belakang
punggungku…

Lalu, mari kita usap kepala kita:
Karena kepala kita telah bertabur debu-debu yang
mengotori hati kita, memaksa hati kita mengikuti
selera pikiran kira, sampai hati kita bukan lagi
menghadap kepadaNya, tetapi menghadap seperti cara
menghadap wajah di kepala kita, yaitu menghadap dunia
yang hina dan rendah ini.

Pada kepala kita yang sering menunduk pada dunia, pada
wujud semesta, tunduk dalam pemberhalaan dan
perbudakan makhluk, tanpa hati kita menunduk kepada
Allah Ta'ala, kepada Asma-asmaNya yang tersembunyi
dibalik semesta lahir dan batin kita, lalu kepala kita
memalingkan wajah hati kita untuk berpindah ke lain
wajah hati yang hakiki.

Mari kita usap dengan air Cahaya, agar wajah hati kita
bersinar kembali, tidak menghadap ke arah
remang-remang yang menuju gelap yang berlapis gulita,
tidak lagi menengok pada rimba duniawi yang dipenuhi
kebuasan dan liar kebinatangannya.
Kepala-kepala kita sering menunduk pada
berhala-berhala yang mengitari hati kita. Padahal hati
kita adalah Baitullah, Rumah Ilahi. Betapa kita sangat
tidak beradab dan bahkan membangun kemusyrikan,
mengatasnamakan Rumah Tuhan, tetapi demi kepentingan
berhala-berhala yang kita bangun dari tonggak-tonggak
nafsu kita, lalu kita sembah dengan ritual-ritual
syetan, imajinasi-imajinasi, kebanggaan-kebanggan,
lalu begitu sombongnya kepala kita terangkat dan
mendongak.

Mari kita usap kepala kita dengan usapan Kasih Sayang
Ilahi. Karena kepala kita telah terpanggang panasnya
neraka duniawi, terpanaskan oleh ambisi amarah dan
emosi nafsu syahwati, terjemur di hamparan mahsyar
duniawi.
Sembari kita mengusap, masti munajat:
Oh Allah, payungi kepalaku dengan Payung RahmatMu,
turunkan padaku berkah-berkahMu, dan lindungi diriku
dengan perlindungan payung ArasyMu, dihari ketika
tidak ada lagi paying kecuali payungMu. Oh,
Tuhan….jauhkan rambutku dan kulitku dari neraka…Oh…

Usap kedua telingamu. Telinga yang sering mendengarkan
paraunya dunia, yang anda kira sebagai kemerduan musik
para bidadari syurga. Telinga yang berbisik kebusukan
dan kedustaan, telinga yang menikmati gunjingan demi
gunjingan. Telinga yang fantastik dengan mendengarkan
indahnya musik duniawi, lalu menutup telinga ketika
suara-suara kebenaran bersautan. Amboi, kenapa
telingamu seperti telinga orang-orang munafik?
Apakah anda lebih senang menjadi orang-orang yang tuli
telinga hatinya?

Munajatlah:
Oh Tuhan, jadikan diriku tergolong orang-orang yang
mendengarkan ucapan yang benar dan mengikuti yang
paling baik. Tuhan, perdengarkan telingaku
panggilan-panggilan syurga di dalam syurga bersama
hamba-hambaMu yang baik.

Lalu usaplah tengkukmu, sembari berdoa:
Ya Allah, bebaskan diriku dari belenggu neraka, dan
aku berlindung kepadaMu dari belenggu demi belenggu
yang merantai diriku.

Lalu basuh kaki-kakimu sampai kedua mata kaki:

Kaki-kaki yang melangkahkan pijakannya kea lam dunia
semesta, yang berlari mengejar syahwat dan kehinaan,
yang bergegas dalam pijakan kenikmatan dan kelezatan
pesonanya.
Kaki-kaki yang sering terpeleset ke jurang kemunafikan
dan kezaliman, terluka oleh syahwat dan emosinya, oleh
dendam, iri dan dengkinya, haruslah segera dibasuh
dengan air akhlaq, air yang berumber dari adab, dan
bermuara ke samudera Ilahiyah.

Basuhlah kedua kakimu sampai kedua matakakimu. Agar
langkah-langkahmu menjadi semangat baru untuk bangkit
menuju Allah, menapak tilas Jalan Allah, secepat kilat
melesat menuju Allah. Basuhlah dengan air salsabila,
yang mengaliri wajah semesta menjadi jalan lurus
lempang menuju Tuhan.
Selebihnya, Wudlu’ adalah Taubat, penyucian jiwa,
pembersihan batin, di lembah Istighfar. Jangan lupakan
Istighfar setiap basuhan anggota wudlu’mu.
Wallahu A'lam.

[Read More...]


Sepak Bola, Kadang Mengundang Air mata (Catatan Pertandingan Jerman Vs Italia)




Oleh: Aryanto Abidin
Penulis adalah Peminat dan Penikmat Bola serta Pendukung Jerman


Piala dunia 2006 di Jerman hampir usai. 32 Tim dari negara dan benua berbeda turut meramaikan gelar sepak bola akbar di jagad ini. Di penghujung ritual empat tahunan ini hanya menyisahkan empat tim yakni Jerman Italia, Portugal dan Prancis. Empat tim tersebut lolos ke babak semifinal. Semua tim berasal dari benua Eropa. Piala dunia kali ini tak pantas kita sebut sebagai piala dunia, mungkin lebih pantas disebut sebagai piala Eropa. 28 tim telah tersingkir dari obsesi untuk menggenggam tropy bergengsi tersebut. Mulai dari tim yang tidak masuk dalam daftar favorit juara sampai pada tim yang menjadi favorit juara. Bagi tim yang tak diunggulkan, lolos ke piala dunia merupakan suatu kesukuran. Beda halnya jika tim sebesar Brasil, Argentina, Cekoslovakia dan Spanyol yang harus pulang lebih awal. Tim-tim tersebut kali ini harus mengubur ambisinya untuk menjadi juara dunia. Bahkan tim samba Brasil harus menerima cacian dari sekitar 300 pendukungnya sendiri di jerman ketika hendak meninggalkan Jerman. Brasil dicaci maki lantaran meninggalkan permainan cantik khas negara mereka. Brasil ditaklukan oleh pasukan yang di pimpin oleh Zinedin Zidane dengan skor 1-0 pada menit-menit akhir. Sungguh menyakitkan!. Brasil gagal menjadi juara, sekaligus gagal meperlihatkan ke publik permainan cantik khas Brasil. Lain halnya dengan Argentina. Argentina harus takluk di tangan Bllack dan pasukannya. Argentina kalah dengan terhormat melalui drama adu pinalti dengan skor 4-2 untuk kemenangan Jerman.

Jerman kalah

Setelah lolos ke partai semi final, Jerman harus berhadapan dengan tim tangguh Italia. Keduanya harus bermain ngotot jika ingin maju ke babak final. Dan benar saja, keduanya menampilkan permainan menyerang yang memukau. Jerman kebobolan satu gol lewat kaki striker Luca Toni. Jerman tak menyerah. Kebobolan satu gol justru membuat tim Jerman bermain menyerang. Sayangnya, karena keasikan menyerang Jerman kewalahan menangkal serangan balik Italia. Jerman kebobolan lagi lewat kaki Del Piero. Kekalahan yang menyakitkan!. Betapa tidak di menit-menit terakhir, Luca Toni berhasil mencuri kemenangan dari Jerman, 1-0 untuk tim Italia. Dan yang lebih menyakitkan lagi adalah Del Piero berhasil mencuri satu gol di tiga menit terakhir hingga kedudukan menjadi 2-0. Jerman takluk oleh pasukan yang dipimpin oleh Francesco Toti. Italia melaju ke final, Jerman kalah. Pendukung Jerman berurai air mata. Selanjutnya, Jerman akan berlaga untuk memperebutkan posisi ke tiga. Sesaat setelah Del Piero menambah gol untuk italia, butiran-butiran hangat memenuhi kelopak mata saya. Saya bersedih atas kekalahan Jerman. Sungguh, ini adalah kekalahan yang menyakitkan. Kendati demikian Jerman telah membuktikan dirinya sebagai tim yang mampu bermain menyerang, bukan bermain bertahan. Di bawah asuhan Klinsmann, Jerman berhasil menunjukan kepada publik permainan cepat dan cantik dengan sentuhan indah. Yang lebih membaggakan lagi Jerman tetap memperlihatkan sportivitasnya. Sangat beda dengan Argentina. Negara sepak bola itu, tidak bisa menerima kekalahan. Kehadiran Kanselir Jerman, Angela Merkel di setiap pertandingan Jerman, memberi semangat baru buat Jerman. Angela Merkel yang hadir di kerumunan pendukung Jerman turut menghibur suporter Jerman. Jerman harus mengakui ketangguhan Italia. Bravo Italia!.baca juga Linkdi sini

[Read More...]


Klinsmann Jenius, Pakerman Blunder (Catatan Seputar Pertandingan Jerman dan Argentina)



Oleh Aryanto Abidin
Penulis adalah Peminat dan Penikmat Bola serta Pendukung Jerman

Siapa yang menyangka, kalau Argentina harus takluk pada tim Panser Jerman. Semula tidak ada yang menduga, bahwa Jerman akan mengalahkan Argentina di babak perempat final. Bahkan Oleh sebahagian orang, Argentina diprediksikan akan menang telak. Kehadiran sang titisan Maradona, Leonel Messi justru meperkuat keyakinan penggemar Argentina, bahwa tim kesayangan mereka akan lolos ke semi final. Penampilan Messi yang cemerlang saat melawan Serbia Montenegro dengan skor 6-0 juga menjadi suatu keyakinan tersendiri bagi penggemar Argentina. Terlebih melihat permainan yang berlangsung di stadion Olimpic itu, justru didominasi oleh anak asuhan pelatih Jose Pakerman. Berkali-kali Argentina terus menggedor daerah pertahanan Jerman yang dikawal oleh Philip Lahm, Per Mertesakcer, Cristoph Metzelder dan Arne Friedrich. Bahkan ujung tombak Argentina, Juan Roman Requelmi dan Hernan Crespo berkali-kali menusuk daerah pertahanan Jerman, untuk kemudian melepaskan tendangan kea rah gawang Jerman. Usaha anak-anak asuhan Pakerman berbuah manis. Pada awal babak kedua yakni pada menit ke-49, Roberto Ayala menggetarkan jala gawang Jerman yang dikawal Jens Lehman. Gol manis tersebut, tercipta lewat tendangan sudut yang dieksekusi oleh Juan Roman Requelmi. Jens Lehman rela memungut Bola dari gawangnya. 1-0 untuk Argentina. Argentina memimpin.

Tertinggal 1-0, membuat Klinsmann harus memutar otak. Klinsmann melihat anak-anak asuhnya memilki kelemahan dalam menembus barisan pertahanan Argentina. Barisan yang kokoh itu dikawal Juan Sorin dkk. Untuk itu, Klinsmann memasukan gelandang pendobrak Odonkor di susul kemudian Tim Borowski. Odonkor diharapkan mampu berduel dengan Juan Sorin yang sangat sulit di lewati. Alhasil, masuknya Odonkor yang kemudian di susul Borowski, mampu memberikan nyawa tambahan bagi tim Jerman. Berkali-kali Jerman membangun serangan dengan tempo yang cepat. Sesekali Odonkor juga mampu memperdayai Juan Sorin dan mengarahkan bola ke gawang Argentina. Namun masih dapat dihalau oleh penjaga gawang Argentina. Strategi Klismann berbuah manis, di menit ke-80, lewat umpan lambung dari sayap kiri lapangan, Ballack dan disambut kepala oleh Borowski. Lewat kepala Borowski diteruskan ke Klose dan menyundulkan kea rah gawang Argentina. Gol pun tercipta, 1-1 untuk Jerman. sepertinys saya harus mengangkat jempol untuk pelatih kelahiran 42 tahun lalu itu. “Klinsmann engkau memang benar-benar jenius!”.

Berbeda dengan Klinsmann, pelatih Argentina Jose Pakerman justru melakukan blunder setelah anak asuhannya mencetak satu gol untuk Argentina. Jerman yang mendapat tambahan nyawa setelah masuknya Odonkor dan Borowski, rupanya membuat Pakerman gentar. Pakerman menganggap serangan Jerman adalah ancaman yang dapat mebuahkan gol. Maka Pakerman mengambil kesimpulan untuk menerapkan permainan bertahan. Pakerman menarik striker andalan mereka, Hernan Crespo yang digantikan oleh Esteban Cambiasso. Sementara Requelmi digantikan oleh Cruz. Keputusan ini oleh public Argentina dianggap sebagai keputusan yang kontroversi. Yang lebih menyakitkan lagi adalah pemain yang dijuluki dengan “the new Maradona” Lionel Messi tidak diberi kesempatan untuk bermain. Sepertinya Jose Pakerman harus jeli dalam mengambil keputusan. Pakerman Blunder. Lionel Messi dikhianati, Pakerman pun mengundurkan diri sebagai pelatih dari timnas

[Read More...]


Klinsmann dan Kontroversi Sepak Bola Jerman



Oleh Aryanto Abidin
Penulis adalah Peminat dan Penikmat Sepak Bola serta Pendukung Jerman, Staf Kebijakan Publik KAMMI Daerah Sulsel

Piala dunia 2006 ini boleh jadi merupakan ujian terberat bagi Jurgen Klinsmann. Betapa tidak, Sejak dipercaya menangani timnas Jerman sejak tahun 2004 lalu, Jurgen Klinsmann dikritik oleh publiknya sendiri.
Pelatih Jerman, Jurgen Klinsmann

Bahkan Klinsmann menjadi bulan-bulanan pers Jerman dengan mengatakan Klinsmann tidak pantas melatih tim Jerman. Klinsmann tidak memiliki pengalaman melatih sedikitpun. Dia (Klinsmann) hanya bermodalkan keberhasilannya membawa Jerman menjuarai piala dunia di Italia tahun 1990. Kala itu, Klinsmann menjadi kapten tim yang dijuluki sebagai tim Panser itu.

Kontroversi tidak hanya samapi di situ. Publik Jerman mengkritik Klinsmann, lantaran membangku cadangkan kipper senior dan berpengalaman Oliver Khan. Klinsmann tentu punya alasan tersendiri untuk itu. Kontroversi lain adalah Klinsmann memasukan mantan pelatih hoki dalam daftar jajaran pelatih timnas Jerman. Kebijakan kontroversi Klinsmann ini membuat berang pers Jerman dan menuding Klinsmann tak mampu melatih dengan baik. Tidak hanya itu, Kebijakan Klinsmann lagi-lagi menuai kritik. Bukan Klinsmann kalau tidak kontroversi. Klinsmann menggunakan psikolog dari universitas ternama di Jerman untuk menangani permasalahan psikologi timnya. Tim Jerman diharuskan untuk terapi psikologi. Ballack dkk diisolasi dari keramaian. Klinsmann memilih tempat latihan di Berlin dan memilih tempat yang kondusif serta berudara bagus. Berlin adalah kota tempat laga final piala dunia.

Terakhir, bukan Klinsmann kalau tidak membuat kontroversi. Sejak dipercaya untuk menangani timnas Jerman, Klinsmann dituntut memeberikan perhatian yang lebih terhadap tim asuhannya. Saat terpilih menangani timnas Jerman, Klinsmann bermukim di Amerika. Saat itulah, Jerman mendapat kritikan yang sangat pedas dari pers dan publiknya sendiri. Klinsmann tidak ingin menetap di Jerman, Ia lebih memilih bolak balik Jerman dan mengurusi keluarganya. Demikian sorotan pers Jerman

Pembuktian Buat Klinsman

Kekhawatiran publik dan pers Jerman menjadi wajar. Hal inidisebabkan lantaran Klinsmann tidak punya pengalaman sebagai pelatih tim nasional secuilpun. Jangankan tim nasional, tim lokal atau tim junior sekalipun, sama sekali tak pernah disentuh oleh Klinsmann. Namun tangan dingin Klinsmann membuahkan hasil yang indah. Di bawah asuhannya, Jerman menang berturut-turut mulai dari babak penyisihan hingga babak delapan besar yang membuat tim raksasa Argentina tumbang. Kekalahan ini sekaligus membungkam serta membuat nangis supporter dan publik Argentina. Sebaliknya supporter dan publik Jerman merayakan kemenangan indah atas Argentina. Jerman mengubur ambisi Argentina untuk balas dendam atas kekalahan mereka 1-0 di final piala Dunia tahun 1990 lalu di Italia. Kini Klinsmann telah menepis kekhawatiran public dan pers Jerman atas ketidakmampuan dirinya. Klinsmann telah banyak melakukan revolusi atas gaya permainan sepak bola Jerman. Jerman yang biasanya bermain bertahan dan terlambat panas, kini menjadi tim yang sangar dan haus gol. Di bawah asuhan Klinsmann, permainan menyerang menjadi ciri khas Jerman. Keberhasilan Klinsman melakukan revolusi besar-besaran terhadap sepak bola Jerman, sekaligus menjawab keragu-raguan publik dan pers Jerman apakah jerman harus bermain bertahan atau menyerang, ataukah Jerman harus meninggalkan model permainan copy paste dari text book. Kini Klinsmann telah menjawab keragu-raguan itu. Klinsmann mulai mendapat tempat yang layak di hati publiknya sendiri. Setidaknya itu dibuktikan saat Jerman lolos pada laga partai delapan besar.

Kado terindah

Jika sekiranya Klinsmann mampu membawa Jerman untuk merebut kembali gelar juara dunia keempat kalinya, maka ini adalah kado terindah untuk Klismann dan kado terindah untuk Jerman. Harapan itu sah-sah saja bagi siapapun, demikian juga dengan Klinsmann maupun pendukung Jerman. Klinsman akan mencatatkan diri sebagai pelatih yang tidak memiliki pengalaman melatih namun mampu membawa Jerman menjuarai piala dunia 2006. Klinsmann telah mencatatkan dirinya sebagai pelatih termuda sepanjang sejarah piala dunia. Klinsmann telah menjadi fenomena sepak bola dunia. Banyak mata menyaksikan startegi dan taktik pelatih bertangan dingin ini. Bahkan pelatih berpengalaman sekelas Jose Pakerman pun luluh dengan strategi Klinsmann. Kini Klinsmann menjadi pusat perhatian sepak bola dunia. Bahkan Negara besar seperti Amerika siap mengontrak Klinsmann untuk melatih tim Paman Sam itu. Karir Klinsmann benar-benar mujur. Bahkan kepopuleran Klinsmann mampu menandingi sang Kaisar Bola Jerman Frank Bekenbouer yang kini menjadi presiden FIFA. Congratulations untuk Klinsmann. “Selamat Berjuang Klins!”.

[Read More...]


Jerman “Tak Terkalahkan”, Argentina, don't Cry!



Oleh Aryanto Abidin
Penulis adalah Peminat dan Penikmat Bola serta Pendukung Jerman
Staf Kebijakan Publik KAMMI Daerah Sulsel

Stadion Olimpic Berlin menjadi saksi sejarah atas keperkasaan tim Panser Kali ini babak Perempat final (Sabtu 30/06/06 pukul 22 WIB), Jerman menekuk salah satu favorit tim juara piala dunia 2006, Argentina. Jerman dan Argentina selama 90 menit bermain imbang dengan skor 1-1. Setelah perpanjangan waktu selama 2x15 menit, kedudukan tetap berimbang 1-1. Wasit yang memipin pertandinganpun meniup peluit panjang, pertanda perpanjangan waktu 30 menit telah usai. Jerman dan Argentina harus ngotot dalam adu pinalti. Sayang, Argentina harus menelan pil pahit, Jerman terlalu cerdas untuk persoalan tendangan pinalti. Borowski menyarangkan gol keempat. Dengan demikian Jerman menang dengan skor 4-2.

Mental baja

Ketinggalan 1-0, tidak membuat anak-anak asuhan Jurgen Klinsmann patah semangat. Tim yang dipimpin oleh Michael Ballack ini justru bermain ngotot. Selama pertandingan babak pertama, Jerman dan Argentina bermain tanpa gol hingga turun minum. Setelah memasuki babak kedua, Argentina tampil agresif. Di menit-menit awal babak kedua, Argentina lebih dulu menyarangkan si kulit bundar ke gawang Lehman lewat tendangan pojok Requelme. Tendangan pojok tersebut diselesaikan dengan indah oleh pemain asal club Valencia Roberto Ayala, tepat pada menit ke-49, yang naik membantu Crespo. Ayala lepas dari pengawalan ketat pemain belakang Jerman yang justru mengawal ketat striker mematikan asal club Chelsea, Hernan Crespo. Jerman tertipu!. Pemain belakang Jerman Philip Lahm, Per Mertesacker, Cristoph Metzelder dan Arne Friedrich gagal menghalau gerakan Ayala yang sangat lihai.

Kebobolan satu gol, tidak lantas membuat Ballack dan teman-temannya larut dalam beban kekalahan. Bagi tim Jerman, selama peluit panjang belum berbunyi, maka tidak ada alasan bagi jerman untuk berhenti menyerang atau bermain bertahan jika dalam kondisi unggul. Layaknya singa yang terluka, jerman tampil dengan permainan yang sangat cepat dan pola serangan balik yang cukup merepotkan barisan pertahanan Argtentina. Bagi Klinsmann, tertinggal satu gol, membuatnya harus memasukan gelandang pendobrak Odonkor. Hal ini dimaksudkan guna mendobrak pertahanan rapat Argentina yang dikawal Juan Sorin. Serangan demi serangan dilancarkan oleh Jerman. Namun tak satupun gol tercipta. Ujung tombak Jerman Miroslav Klose dan Lukas Podolski tidak bisa berbuat banyak ketika berhadapan dengan barisan pertahan Argentina yang dikawal oleh Juan Sorin dkk. Juan Sorin, Roberto Ayala, Leandro Cufre dan Gabriele Heinze terlalu tangguh untuk dilewati oleh Klose dan Podolski.

Sadar bahwa permainan kaki sulit menembus pertahanan Argentina yang sangat rapat dan disiplin, maka Ballack pun memutar otak untuk menembus pertahanan Argentina. Sebelumnya, berkat kecerdikan Klinsmann yang menarik Bastian Schweinsteiger dan menggantikannya dengan Tim Borowski. Borowski turut andil atas lahirnya gol jerman oleh Klose. Seperti diketahui, Gol-gol yang diciptakan oleh anak asuhan Klinsmann selalu dibangun lewat sayap kiri lapangan. Sang pengatur serangan (playmaker), Ballack mulai membangun serangan dari sayap kiri lapangan. Umpan lambung Ballack disambut dengan kepala oleh Tim Browski untuk kemudian diumpan ke Klose. Duet kepala Borowski dan Klose ini mampu diselesaikan dengan indah lewat “kepala maut” sang maestro gol Jerman. Miroslav Klose. Jerman menyamakan kedudukan menjadi 1-1 pada menit ke-80. Meskipun kedudukan berimbang kedua tim tetap bermain ngotot ntuk saling mengugguli. (baca juga kLinkLinkwww.kompas.co.idompas)

Jerman dan Argentina saling menyerang. Sayang Usaha kedua tim untuk saling mengungguli dalam waktu 90 menit tidak membuahka hasil. Hingga akhirnya kedua tim harus memainkan permainan pada babak pertambahan waktu 2 x 15 menit. Lagi-lagi kedua tim tidak mampu memecahkan kebuntuan akibat skor imbang 1-1. Wasit pun meniup peluit panjang pertanda permainan perpanjangan waktu 30 menit telah usai. Jerman dan Argentina akhirnya harus adu pinalti untuk membuktikan siapa yang terbaik diantara keduanya. Jerman akhirnya memecah kebuntuan atas skor imbang 1-1 melalui adu pinalti dengan skor kemenangan Jerman 4-2. Jerman Menang lagi!. Jerman akan berhadapan dengan si “kunci grendel” Italia, yang berhasil menaklukan Ukraina 3-0 pada sabtu dini hari tadi.

Tak Terkalahkan

Piala dunia kali ini (2006), boleh jadi merupakan piala dunia yang tidak pernah terlupakan oleh publik dan penikmat sepak bola Jerman. Penampilan Jerman yang tidak pernah kalah dari tim lain selama pertandingan penyisihan hingga delapan besar, membuat publik jerman menyaksikan sendiri ketangguhan Tim kesayangannya. Sepanjang sejarah piala dunia, Jerman selalu kalah lebih awal atau bermain seri. Namun pada piala dunia kali ini, Jerman betul-betul tampil menawan. Jerman tak terkalahkan sejak babak penyisihan grup hingga menyingkirkan Argentina di babak delapan besar.

Penampilan menawan anak-anak asuhan Klinsmann, mampu membangkitkan kepercayaan publik atas pelatih Klinsmann. Klinsmann yang sebelumnya banyak diserang oleh pers Jerman, lantaran menjadi pelatih tidak pernah memiliki pengalaman melatih. Michael Ballack dkk, mampu membawa Jerman menggapai tangga Semifinal. Kemenangan berturut-turut Jerman sejak babak penyisihan grup hingga babak delapan besar, membuat Jerman yakin akan mampu merebut kembali gelar juara dunia untuk keempat kalinya. Sejak pertandingan pembuka piala dunia tanggal 9 Juni lalu, Jerman membuktikan diri sebagai yang terbaik. Jerman mengalahkan Kostarika dengan skor 4-2. Dengan penampilan cemerlang ini, sekaligus memberikan isyarat bagi tim lain akan keperkasaan Jerman. Laga awal ini sekaligus mencatatkan permainan kedua tim sebagai laga gol terbanyak pada partai pembuka piala dunia yakni 6 gol sepanjang piala dunia sejak tahun 1930.

Di partai penyisihan grup A, setelah melumat Kosta Rika dengan skor 4-2, jerman menaklukan Polandia dengan skor tipis 1-0. Pada pertandingan ketiga babak penyisihan grup melawan Ekuador, Jerman kembali menampakan dirinya sebagai tim yang bermental juara Jerman menekuk Ekuador dengan skor telak, 3-0 untuk kemenangan Jerman. Jerman melaju ke babak enambelas besar dengan menyandang gelar juara grup A. Pada babak enambelas besar ini, jerman meladeni runner up grup B Swedia. Pertandingan melawan Swedia adalah pertarungan hidup mati bagi Jerman. Jerman harus mengalahkan Swedia jika tidak ingin tersingkir lebih awal. Ballack pun menunjukan kematangan timnya dengan menekuk Swedia, 2-0 untuk kemenangan Jerman. Mengalahkan Swedia di babak enambelas besar membuat Jerman terus melaju ke babak delapan besar. Di babak delapan besar inlah Jerman menundukan Argentina lewat adu pinalti dengan skor 4-2. Sekedar diketahui, bahwa Jerman memiliki sejarah tidak pernah terkalahkan dalam hal adu pinalti. Pemain Jerman memiliki kemampuan eksekusi yang baik ketika harus adu pinalti. Sekali lagi, Jerman tak terkalahkan untuk persoalan adu pinalti.

Kekalahan Menyakitkan

Kekalahan menyakitkan!. Mungkin inilah kata yang patut kita lontarkan atas kekalahan tim Argentina dari tim Panser Jerman. Betapa tidak, pertandingan yang layak kita sebut sebagai pertandingan laga final ini, didominasi oleh Argentina. Bahkan Argentina lebih dulu menyarangkan bola ke gawang Jerman yang dijaga oleh Jens Lehman. Unggul satu gol membuat pelatih Argentina Jose Pakerman (56) sesumbar. Lewat keputusan kontroversial dengan mengganti gelandang menyerang Juan Roman Requelmi dengan dengan penyerang muda Cruz. Tidak sampai di situ, Pakerman mengambil keputusan yang tidak populis yakni dengan mengganti Hernan Crespo dengan Esteban Cambiasso. Padahal Hernan Crespo dan Requelme merupakan pilar penyerang Argentina guna menambah pundit golnya. Inilah awal kekalahan Argtentina. Jerman yang sebelumnya juga sudah diperkuat gelandang menyerang Odonkor menggantikan Bastian Schweinsteiger membuat serangan Jerman lebih hidup. Jermanpun menyamakan kedudukan menjadi 1-1 pada menit ke-80.

Kekalahan ini sekaligus menguburkan ambisi Argentina untuk membalas dendam atas kekalahan yang menyakitkan 1-0 lewat hadiah pinalti di Roma Italia pada tahun 1990. Waktu itu Jerman dan Argentina sama-sama maju di babak Final. Pada waktu itu, bagi Jerman pertandingan Final tahun 1990 di Italia merupakan pertandingan balas dendam atas kekalahan mereka di Piala dunia di Mexico tahun 1986 dengan skor 3-2 untuk kemenangan Argentina. Pada piala dunia 1990, Jerman (pada waktu itu Jerman Barat) mengalahkan Argentina dengan skor tipis 1-0 untuk kemenangan Jerman. Jerman pun membawa pulang gelar juara dunia untuk ketiga kalinya. Saat itu, Jurgen Klinsmann sebagai kapten keseblasan Jerman. Bermodalkan keberhasilannya itulah Ia ditunjuk oleh federasi sepak bola Jerman sebagai pelatih tim nasional Jerman sejak tahun 2004 lalu.

Don’t Cry, Argentina!

Kekalahan memang menyakitkan. Apalagi untuk tim besar seperti Argentina. Negara yang rata-rata memiliki pemain yang mempunyai bakat alam bermain bola itu, harus takluk di tangan Jerman yang baru belakangan mengenal sepak bola lewat text book. Kekalahan Argentina membuat supporter dan publik Argentina berderai air mata. Bahkan di akhir pertandingan, beban psikologis tidak bisa ditepis oleh anak asuhan Jose Pakerman. Pemain Argentina menyerang official tim Jerman. Peristiwa itu dipicu oleh ketidak mampiuan mereka menerima kekalahan. Apapaun hasilnya, ini adalah sebuah permainan. Kalah menang hanyalah konsekwensi dari setiap pertandingan. Tentu kita berharap Argentina bersikap jantan. Semoga public Argentina tidak menangisi timnya seperti mereka menangisi kematian presiden wanita mereka yang dekat dengan rakyatnya, Evita Peron. Kita tidak ingin roh Evita Peron bangkit lagi, untuk kemudian mengatakan: “Don’t cry for me Argentina”. Untuk itu, buat pendukung Argentina, (sekali lagi) ini hanyalah permainan. So, don’t cry, Argentina!. Its just a game, you now!.

[Read More...]


Popular Posts

Popular Posts Widget
 

Categories

Recent Comments

Stay Connected

http://www.text-link-ads.com/xml_blogger.php?inventory_key=L6TKZHMZ15BNNYYQULG7&feed;=2

About Me

My Photo
aryantoabidin
Welcome to my blog. Aryanto Abidin. That is my original name, while cyber name for this blog. I just ordinary people who are learning to read and understand the existence and I think about indonesiaan.
View my complete profile

Popular Posts

Return to top of page Copyright © 2010 | Platinum Theme Converted into Blogger Template by HackTutors