Jerman Tampil Sangar, Kosta Rika Ngotot



Oleh: Aryanto Abidin
Penikmat Bola


Stadion sepak bola Munchen menjadi saksi keperkasaan jerman atas Kosta Rika, pada pertandingan partai pembuka piala dunia. Di hadapan 60.000 penonton, Jerman membuktikan ketangguhannya atas Kosta Rika dengan skor 4-2. Dim menit-menit awal, Jerman memperlihatkan permainan cepat, serta umpan yang terarah dari kaki ke kaki. Hampir tidak ada bola yang terlepas percuma. Semua pemain memainkan peran dan berada pada posisi masing-masing. Walhasil, di menit ke enam babak pertama, Jerman unggul lebih duluan. Philip Lahm berhasil menggetarkan jala gawang Kosta Rica, sehingga memaksa Jos Francisco Porras memungut bola dari gawangnnya.

Gol pertama ini diperoleh jerman lewat tendangan keras Philip Lahm dari sisi kanan pertahanan Kosta Rika. Bola meluncur keras meneyentuh tiang gawang sisi kiri kiper. Sungguh permainan yang mengagumkan. Di menit-menit awal Jerman memperlihatkan permainan yang cepat dan rapi. Enam menit kemudian Kosta Rica brhasil menyamakan kedudukan melalui kaki Paulo Wanchope. Skor 1-1, tidak membuat Jerman menghentikan serangannya ke daerah pertahan Kosta Rica. Kerja kras dan prmainan yang rapi akhirnya membuahkan hasil. Menit ke-17 Jerman kembali menambah keunggulannya lewat kaki Miroslav Klose. Klose memperbesar keungulan Jerman pada menit ke-61. Tertinggal 3-1 justru tidak membuat Kosta Rika menurunkan tempo permainannya. Kosta Rika yang tampil ngotot, justru membuat gebrakan dengan serangan balik dan permainan yang cepat pula. Kosta Rica akhirnya mampu memperkecil kekalahan menjadi 3-2 pada menit-73. Gol kedua Kosta Rica ini lagi-lagi tercipta melalui striker tunggal Paulo Wanchope. Wanchope brhasil menyarangkan dua gol ke gawang Lehman.

Unggul 3-2, tidak membuat tim asuhan Jurgen Klinshman ini ongkang kaki. Penampilannya yang sangar dan haus gol membuat tim yang dijuluki “Der Panzer” ini meningkatkan tempo permainan. Serangan yang yang bertubi-tubi, akhirnya membuahkan hasil. Di menit ke 86 gol cantik trcipta lwat kaki Torsten Frings. Gol cantik ini dihasilkan dari tendangan jarak jauh Frings dari luar kotak pinalti. Tendangan keras tersebut tidak mampu dihalau oleh Porras. Untuk keskian kalinya, Porras harus rela memungut bola di daerah gawanngya. Tertinggal 4-2 tidak membuat Kosta Rica tidak menyerah begitu saja. Kosta Rica tetap melancakan serangan ke daerah pertahanan Kosta Rica, dan sempat membuat barisan pertahanan Jerman sedikit Panik. Namun hal itu bisa diatasi oleh barisan pertahanan Jerman.

Jerman memang terkenal dengan tndangan jarak jauh keras serta terarah. Terbukti, beberapa kali pemain Jerman melakukan tendangan jarak jauh yang sangat keras. Beruntung Kosta Rika memiliki penjaga gawang yang tangguh. Hal ini justru berbanding terbalik dengan Jerman. Lehman Kebobolan dua bola. Hal ini menunjukan lemahnya daerah pertahanan Jerman serta kurang sigapnya Lehman dalam mengantisipasi bola yang datang dari arah Kosta Rika. Pertandingan pembuka ini menjadi pertandingan yang bersejarah spanjang sejarah piala dunia sejak diadakan pertama kali pada tahun 1930 di Uruguay. Skor gol terbanyak pada pertandingan pembuka diperoleh pada pertandingan antara Jerman dan Kosta Rika yakni enam gol (4-2). Sementara di pertandingan pila dunia pertama antara Prancis dan Mexico yakni lima gol atau dengan skor 4-1 untuk kemenangan Prancis. Maka tak salah, jika Jerman menjadi salah satu andalan saya. Hanya saja Jerman perlu memperbaiki bnteng pertahanannya. Seharusnya Jerman tak layak kebobolan dua gol. Di sisi lain, penjaga gawang jerman, Lehman belum tampil maksimal. Tidak sperti Kiper Oliver Khan yang tampil ngotot dan memukau, serta berani mengambil bola pada kondisi yang riskan. Hanya saja Ia dibangku cadangkan. Oleh karenannya, pada partai selanjutnya, Klinsman harus menurunkan Kiper Oliver Khan untuk mempertahankan gawangnya. Dicadangkannya Ballack juga sdikit berpengaruh terhadap penampilan Jerman. Namun kehadirannya untuk merumput, tentu sangat diharapkan. Sekali lagi, tak salah jika saya menjagokan Jerman. Saya tidak menargetkan Jerman lolos ke putaran final. Masuk permpat final aja sudah bagus untuk Jerman. Saya juga menjagokan Italia. Saya Memperediksikan Italia akan melaju hingga ke babak final. Terus bejuang Jerman dan Italia.

[Read More...]


Menulis itu "Sexy" (Obat Kuat untuk Calon Manusia Indonesia Seutuhnya)



Jika kamu ingin hidup melampaui usiamu, maka menulislah

[.............]

Bila mulut dibungkam, maka pena harus bicara

[Semboyan wartawan]


Kalau pada saya ditanya, hal apakah yang tidak disukai?, maka saya dengan tegas akan menjawab: membaca. Lalu apalagi? Maka saya akan menjawab lagi: menulis. Sebegitu parahkah saya? Atau mungkin juga anda. Oh...!, tunggu dulu. Itu dulu, waktu saya masih anak sekolahan. Sejak SMP dan SMA, saya paling tidak suka yang namanya mengarang. Tapi karna tuntutan nilai, maka sayapun ”terpaksa” atau lebih tepatnya pura-pura suka terhadap mata pelajaran mengarang. Sebab, kalu tidak, maka nilai bahasa Indonesia saya akan berpengaruh. Bisa-bisa terancam nilai merah. Dalam setiap ujian, mengarang memiliki bobot nilai yang paling tinggi. Namun anehnya, ketika saya memulai mengarang, kata-kata dalam pikiran saya begitu mengalir di atas krtas ujian. Bahkan tak jarang saya harus meminta tambahan kertas ujian.

Semenjak masih sekolahan, saya adalah orang yang sangat jarang sekali membaca, apalagi membaca buku-buku sastra (novel, cerpen dan puisi). Bagi saya, buku-buku tersebut adalah karya picisan. Saya lebih suka terhadap mata pelajaran yang sifatnya analitik. Kini, semuanya telah berubah. Saya begitu suka dengan menulis dan kagum terhadap orang-orang yang suka menulis. Apalagi tulisannya dimuat di koran-koran. Nah, mungkin tulisan ini setidaknya mengajak anda untuk sedikit mencintai tentang dunia kepenulisan. Apa dan bagaimana sih menulis itu? Sulitkah menulis itu? Dan kenapa sih kita harus menulis?. Jawabannya sederhana, pelototi trus tulisan ini hingga lembaran terakhir. Ditanggung nggak rugi kok.

Kenapa harus menulis?

Scripta manent, verba volant. Kurang lebih berarti: yang tertulis akan abadi, yang terucap akan lenyap bersama hembusan angin. Itulah ungkapan seorang filosof yang namanya telah hilang dari memori otak saya. Bukan karena sengaja saya melupakannya, tetapi mungkin saja otak saya lagi hang (Maklum pentium jaman onta). Setidaknya kalimat inilah yan memotivasi saya untuk menggerakan jari jemari saya di atas papan keyboard komputer, sekedar berceloteh tentang keresahan. Maka tidak heran seorang penulis buku best seller Berani Gagal, Billi PS Linn, mengatakan bahwa Ia tidak ingin mati begitu saja. Kemudian menjadi jasad organik setelah ditanamkan dalam tanah, tanpa mewariskan sesuatu. Dan warisan itu adalah karya tulis. Maka lahirlah buku dahsyat yang berjudul (sekali lagi) Berani Gagal, yang diterjemahkan lebih dari 30 bahasa.

Suatu waktu teman saya pernah mengatakan, juka kamu ingin hidup melampaui usiamu, maka menulislah. Kalimat tersebut seolah tak mau lepas dari ingatan saya. Saya berusaha ubtuk belajar menulis. Layaknya anak kecil yang baru belajar berjalan; jatuh dan jatuh, lalu bangun lagi.

Kenapa harus menulis? Buat apa menulis?. Mungkin pertanyaan-pertanyaan ini akan memburu kita tatkala sedang memulai menulis. Pertanyaan-pertanyaan tersebut seolah menjadi pembenaran akan ketidak mampuan kita untuk menuangkan ide dan pikiran kita dalam bentuk tulisan. Ada beberapa hal yang mengharuskan kita kenapa harus menulis. Pertama, menulis adalah tradisi intelektual. Sebagai mahasiswa maka menulis adalah suatu keharusan. Menulis adalah cara yang ampuh untuk melatih kembali daya ingat kita. Alangkah sia-sianya kita yang setiap hari berkutat dengan berbagai macam teori, dari teori A sampai teori Z, kemudian tidak mampu menumpahkan kembali dalam bentuk tulisan. Ilmu itu ibarat binatang buruan, membaca adalah senjatanya dan menulis adalah pengikatnya, demikian kata para ulama.

Kedua, menulis itu membebaskan. Tak sdikit orang yang menumpahkan masalah kesehariannya dengan menuliskannya dalam diary pribadi mereka. Hal tersebut mereka lakukan untuk melampiaskan apa yang mereka rasakan. setelah itu mereka cukup tenang karena tlah menumpahkannya lewat tulisan. Tak jarang dari buku catatan harian mereka banyak diterbitkan oleh penerbit buku. Soe Hoek Gie misalnya, dengan bukunya yang diberi judul Catatan Harian Seorang Demonstran (CHSD). Buku ini menjadi literatur sejarah dan menjadi saksi atas kesuraman rejim orde lama. Pendiri Ikhwanul Muslimin Hasan Al banna, dengan buku yang diberi judul Memoar Hasan Al banna dan Risalah Pergerakan. Buku tersebut menjadi inspirasi bagi jamaah Ikhwanul Muslimin untuk tetap berkomitmen terhadap islam. Bung Karno dengan karya monumentalnya Di Bawah Bendera Revolusi

Ketiga, menulis merupakan alat perlawanan. Sejarah banyak mencatat mereka yang melakukan perlawanan dengan bersenjatakan pena. Yusuf Qardhawi misalnya, karena dilarang berceramah lewat mimbar, maka Ia pun mengalihkan ceramahnya lewat tulisan, maka lahirlah karya monumentalnya Al Halal Wa Haram Fi Al Islam (Halal dan haram dalam Islam). Lain lagi dengan Muhammad Quthub. Ia melahirkan karya monumentalnya yang berjudul Fii Dhilalil Qur’an (Di bawah Naungan Al-Qur’an) di balik jeruji besi (penjara). Demikian juga almarhum Pramudiya Ananta Tour (PAT), buku-bukunya lebih banyak lahir di balik jeruji besi. Pada masa orde baru, buku-bukunya diharamkan beredar di indonesia. Namun tak sedikit anak-anak muda dan aktivis mahasiswa yang secara sembunyi-sembunyi membaca bukunya. Tan Malaka dengan Madilog nya (Matrialisme, Dialetika dan Logika) juga lahir dibalik jeruji besi (penjara).

Keempat, Manfaat benefit dan Profit. Tidak dapat dipungkiri, menulis memberikan manfaat yang sangat besar bagi si penulis. Manfaat tersebut adalah manfaat benfit atau ketenaran. Sadar atau tidak sadar, suka atau tidak suka, seseorang yang tulisan-tulisannya dimuat di media cetak, baik secara langsung maupun tidak langsung membuat ia menjadi tenar atau tekenal. Di sisi lain manfaat profitpun juga diperoleh jika tulisan-tulisannya dimuat di media cetak. Atau penulis skenario yang menulis untuk sebuah cerita sinetron atau film. Dan masih banyak lagi manfaat lainnya.

Siapa yang menyangka buku-buku meka tesebut diterbitkan oleh penerbit? Bahkan sangat laku di pasaran. Soe Hok Gie (SHG) tidak pernah becita-cita untuk menerbitkan catatn hariannya menjadi sebuah buku. Bahkan ia tidak sempat menyaksikan catatan hariannya akan diterbitkan. Dia mati muda menjelang usia 27 tahun di gunung semeru. Mira Lesmana pun mem-filmkan buku CHSD dengan judul Gie. Pada saat itu juga sosok SHG menjadi akrab di telinga kita dan anak-anak muda serta mahasiswa angkatan 2000-an, lantaran SHG hadir dalam wajah tampan Nicholas Saputra. Padahal mereka seblumnya sangat lekat dengan budaya hedonisme yang menggerogoti mereka. Maka beruntunglah saya yang membaca SHSD semenjak masih mahasiswa baru, disaat anak-anak muda lainnya secara sembunyi-sembunyi membaca novel Fredy S. Belum menjadi mahasiswa kalau belum membaca CHSD, maka sayapun memburunya di tempat rental buku. Luar biasa, itulah kesan saya thadap CHSD. Asyi Sahid Hasan Al Banna pun demikian. Ia tidak pernah menyangka catatan hariannya akan di terbitkan dan dibukukan. Oleh murid-muridnya, catatan-catatan tersebut diberi judul Majmu’a Risalah (Risalah Pergerakan). Demiakian juga PAT, ia tidak pernah bepikir untuk menrbitkan tulisan-tuliannya. Tidak perlu risau tentang tulisan kita yang tidak ditbitkan, menulis saja, menulis apa yang kita rasakan, menulislah untuk diri kita sendiri. Demikian pernyataan PAT. Menulis memiliki arti penting bagi peadaban. Bayangkan! Apa jadinya seandainya ilmu pengetahuan tidak ditulis oleh para penemu-penemu teori.

Menulis adalah pekerjaan membaca

Sebahagian orang mensinyalir, menulis bebanding lurus dengan kegiatan membaca. Hal ini jelas menambah pebendaharaan kata bagi si pembaca. Bagaimana mungkin seorang yang ingin jadi penulis hebat tapi kurang berinteraksi dengan dunia kata (membaca). Padahal, untuk menjadi penulis diperlukan keahlian meilih dan memadu kata agar terangkai menjadi sebuah kalimat yang mudah dicerna. Jadi, menulis adalah kegiatan membaca. Bahkan dalam Al-Quran, ayat pertama yang diturunkan oleh Allah SWT adalah ayat yang memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw untuk membaca: iqra’.

AS Kambie dalam makalahnya yang disuguhkan pada diklat jurnalistik dasar VII tahun 2001 silam oleh Unit Kegiatan Pers Mahasiswa (UKPM) (waktu itu saya sebagai peserta), mengatakan bahwa menulis itu ibarat orang belajar naik sepeda, bila terjatuh maka coba lagi. Hati-hati dalam menulis, bila penulis terjatuh, maka pembaca akan terluka. Oleh karena itu, perbaiki tulisan anda dengan banyak membaca. Karna membaca adalah prasyarat mutlak untuk menulis.

Mahasiswa, menulislah

Rasa-rasanya kurang sempurna bila seorang mahasiswa tidak mampu menuangkan ide dan pikiran cerdasnya lewat tulisan. Apalagi bagi yang mengaku aktivis mahasiswa. Sekuat apapun bacaan dan retorika (budaya oral), itu tidak kan berarti apa-apa. Kata-kata akan menguap begitu saja. Banyak aktivis mahasiswa yang jago bicara/retorika, bahkan bicara dengan basis data, namun gagal menuangkannya dalam bntuk tulisan. Pertanyaannya, mengapa tidak mencoba menulis? Padahal menulis tidak mengapa. Minimal di media kampus.

Mungkin budaya literer kita tidak dimulai sejak dini. Mungkin ada baiknya anak cucu kita nantinya, sesekali mereka diajarkan untuk meminta sesuatu dengan cara menuliskannya.Agar mereka lebih akrab dengan gaya literer. Bagaimana dengan anda ?. Siapkah anda menajamkan pena untuk menorehkan sejarah dalam kehidupan kita?.

Saya berharap setelah membaca tulisan ini, anda mengambil pena dan selmbar kertas, kemudian mengambil nafas panjang, lalu menuliskan kata-kata yang ada dari dalam hati anda. Boleh jadi dalam hitungan jam anda telah mahir menulis, atau dalam hitungan minggu, atau dalam hitungan bulan dan bahkan boleh jadi dalam hitungan tahun. Berbagai cobaan dan ”luka” akibat trjatuh dari anak tangga menulis, telah anda lewatkan. Lalu lahirlah sebuah karya dahsyat, dan anda terkejut. Lalu anda menyimpulkan, ternyata menulis tidak semudah membalikan telapak tangan. Mudah-mudahan saya tidak sedang menggurui anda. Semoga!. Wallahualmbishowaab.

[Read More...]


Dialog Sunyi



Aku masih saja di sini
Berdialog dengan sunyi
Menumpahkan keresahan
Tentang nasib negeri syurga
Tak seorang pun peduli
Tak seorangpun tau
Tidak juga kau
Tidak juga mereka
Semoga mereka tau
Tidak untuk pura-pura tau
Ku harap tak seorangpun tau
Tuhan, biarlah ini menjadi rahasia kita berdua.
[Read More...]


Anggap ini Sajak



Anggap ini Sajak
Sajak, dibolak balik
Menjadi
Jaksa
Membela yang salah
Demi uang, rakyat dibohongi
Sepertinya mereka tak pantas jadi jaksa
Seperti sajak ini yang tak pantas jadi sajak
Tapi, anggap saja ini sebuah sajak
Semoga ini sebuah sajak
[Read More...]


Jangan Menangis Jogjaku



Bangsa indonesia tak henti-hentinya dirundung musibah. Entah sudah berapa kali bangsa ini dirundung musibah. Mungkin sudah tak terhitung jumlahnya. Bermacam-macam musibah menimpa bangsa ini. Dari tabrakan maut kereta api, jatuhnya pesawat terbang, hilangnya helikopter secara tiba-tiba, tanah longsor, banjir bandang, gempa bumi. Tentu msih segar dalam ingatan kita musibah tsunami yang menimpa Aceh tahun 2004 lalu. Waktu itu gempa bumi dan tsunami dalam sekejap meluluhlantahkan Aceh. Muntahan air laut itu melhp sipa saja yang ada di depannya. Tragedi ini enjadi bencana nasional dan menyedot perhatian dunia internsional untuk segera menyalurkan bantuannya.

Kini musibah itu datang lagi. Letusan gunung merapi dan gempa bumi menimpa sudara-saudara kita di Jogjakarta dan jawa tengah. Musibah!, memang tak bisa diprediksi. Dtangnya dengan tiba-tiba. Tak memberui kabar kepada siappun. Hanya isyarat alam yang memberi kabar. Ia dtang membawa kejutan. Sebuah keutan yang menyakitkan. Kejutan yang meninggalkan luka dan kepedihan yang dalam. Ia tak memandang bulu. Menimpa siapa saja yang ada disekitarnya. Tak memndang tua atupun muda, besr taupun kecil, laki-laki ataupun perempuan. Tak juga gentar dengan kecangihan teknologi penangkal gempa. Pun tak pernah surut dengan dengan kokohnya bangunan penckar langit. Musibah tetap perkasa. Toh, semuanya takluk di tengah kedahsyatannya.

Tepat pukul 05.50 WIB pada sabtu pagi 27 Mei, gempa dengan kekuatan 5,9 Skala Rekhter (SR) meluluhlantahkan seisi Jogjakrta dan Jawa Tengah. Data terbaru jumlah korban yang meningal dunia untuk daerah Jogjakarta yakni lebih dari 6000 jiwa. Gejolak lam ini, seolah mempertegas keangkuhan sang pemilik jagad semesta ini, sekaligus memperlihatkan ketidak berdayaan kita. Tak ada yang mengira, ditengah orang-orang waspada akan muntahan lahar panas dari puncak semeru, Jogjakarta dan sekitarnya dihentakan dengan gempa bumi. Sungguh, ini merupakan kado menyakitkan ditengah kerisauan akan muntahan lahar panas. Mungkinkah ini cara Tuhan mengur hambanya?. Atau mungkin ini cara Tuhan menyayangi hambanya. Tapi kenapa harus dengan cara seperti ini? Haruskah mereka yang tak berdosa turut menanggung beban duka tersebut?. Rasa-rasanya, terlalu sombong kita, jika sekiranya memvonis Tuhan tidak sayang hambanya., Lalu kepada sipa kita harus bertanya? Coba kita tanya pada rumput yang bergoyang. Demikian potongan syair lagu Ebiet G Ade. Mungkin ini peringatan dari allah. Allah berfirman: Kami pasti akan menguji kalian dengan sesuatu berupa: ketakutan; kelaparan;serta kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu mereka yang ditimpa musibah maka mereka mengucapkan, Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. (QS Al Baqarah: 155-156).

Sebuah seruan untuk bertanya kepada alam. Seruan yang mengandung makna yang sangat dalam. Bersahabat dengan alam, berbuat yang tebaik untuk alam serta menjaga keseimbangan dengan alam agar tidak terjadi ketimpangan. Tidak memperlakukan alam dengan semena-mena. Kira-kira seperti itulah pesan yang terkandung dalam potongan syair lagu tersebut. Boleh jadi korban yang berjatuhan tersebut, adalah sebuah upaya menyeimbangan alam semesta ini. Mungkin semesta ini sudah tidak mampu lagi menahan beban akibat kerusajkan yang terjadi di darat dan di laut. Seperti firman Allah dalam Al-Qura'an yang berbunyi: Telah nyata kerusakan di darat dan di lautan akibat ulah manusia agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka, mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan-Nya) (QS Ar-Rum: 41).

Bayangkan!. Apa jadinya jika sekiranya manusia memiliki umur yang abadi. Maka untuk menyeimbangkannya, Tuhan memilih cara yang terbaik bagi hambanya. Rupanya mereka yang menjadi korban, lebih dulu dicintai oleh Rabb nya. Demikian halnya dengan musibah yang menimpa saudara-saudara kita di Jogjakarta dan Jawa tengah.

***

Semoga bait-bait tulisan ini bisa menggugah naluri kemanusiaan kita, sekedar mengulurkan tangan meringankan beban mereka. Semoga sumbangan kita, sedikit memberi arti bagi kelangsungan hidup mereka. Musibah ini juga sekaligus mengajarkan kita akan solidaritas kemanusiaan di tengah konflik yang mengatasnamakan suku, agama dan ras. Bencana ini sekaligus memicu kesigapan kita. Semoga Allah memberikan ketegaran kepada mereka yang tertimap bencana. Rasulullah bersabda, Alangkah mengagumkan keadaan seorang mukmin; seluruh perkaranya adalah kebaikan. Jika di mendapatkan nikmat, dia bersyukur; itulah kebaikan baginya. Jika dia tertimpa musibah, dia bersabar; itupun kebaikan baginya. (HR Muslim).

Lihat saja, satu hari sesudah bencana, masyarakat kita ramai-ramai melakukan aksi solidaritas. Dari kegiatan donor darah, bazar, maupun mendirikan posko-posko penggalangan dana.. Di Makassar, posko penggalangan bencana sangat mudah kita jumpai. Dari partai politik, LSM, perusahan, hingga kampus-kampuspun ramai-ramai mendirikan posko. Tak peduli,ia kampus swasta atau negeri. Mahasiswa Unhas, entah sudah keberapa kali mendirikan posko serupa di depan pintu satu. Tentu saja kita berharap uang hasil sumbangna itu disalurksan kepada yang berhak menerimannya., jangan ada yang masuk kantong pribadi. Yang terpenting lagi adalah, pengumpulan dana ini harus dipertanggungjawabkan secara publik melalui proses yang transparan. Terakhir, hanya kata sabar dan sabar yang terucap dari bibir ini (kita semua), sabarlah saudaraku. Jangan menangis Jogjaku masih ada kami di sampingmu.

[Read More...]


Popular Posts

Popular Posts Widget
 

Categories

Recent Comments

Stay Connected

http://www.text-link-ads.com/xml_blogger.php?inventory_key=L6TKZHMZ15BNNYYQULG7&feed;=2

About Me

My Photo
aryantoabidin
Welcome to my blog. Aryanto Abidin. That is my original name, while cyber name for this blog. I just ordinary people who are learning to read and understand the existence and I think about indonesiaan.
View my complete profile

Popular Posts

Return to top of page Copyright © 2010 | Platinum Theme Converted into Blogger Template by HackTutors